Suyudi Raharno salah seorang pejuang GRK memberikan gagasan tentang cara berkomunikasi di kalangan para pejuang kemerdekaan.
Atas dasar gagasan tersebut maka terciptalah bahasa walikan. Secara sederhananya, bahasa walikan diterapkan dengan membalik kosakata yang ada.
Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Ungkap Rahasia Nabi Hijrah ke Kota Tua 3000 Tahun Sebelum Masehi
Namun karena aturan bahasa ini sangat longgar, sehingga dalam perkembangannya, penggunaan bahasa ini menjadi amat luas dalam penggunaanya.
Contohnya adalah kata Belanda dalam bahasa Jawa disebut londo, hal ini dirasa cukup sulit ketika harus diucapkan secara terbalik.
Contoh lain adalah kata Polisi, tidak dibalik menjadi isilop, namun penggunaanya cukup dengan kata Silop.
Di luar dugaan para pejuang kala itu, ternyata penggunaan bahasa walikan ini cukup efektif mengelabui penjajah, sehingga dengan mudah dapat mengetahui mana kawan dan mana lawan.
Terkadang perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah penuh trik-trik khusus yang kemungkinan hanya di antara mereka saja yang dapat memahaminya.
Namun itulah kecerdasan para Pahlawan Kemerdekaan Indonesia yang patut kita lanjutkan perjuangannya melalui prestasi dan mengharumkan Negeri ini.***