KISAH WALI SUFI JENAKA, Abu Nawas Membuat Istana di Awang-awang

- 26 Juli 2022, 11:35 WIB
Ilustrasi Abu Nawas. KISAH WALI SUFI JENAKA, Abu Nawas Membuat Istana di Awang-awang
Ilustrasi Abu Nawas. KISAH WALI SUFI JENAKA, Abu Nawas Membuat Istana di Awang-awang /Humor Sufi official

PORTAL MAJALENGKA- Abu Nawas sosok wali sufi yang dikenal sangat jenaka dengan kecerdikan yang dimilikinya.

Abu Nawas kerap mendapatkan tugas yang tidak masuk akal dari sang raja, namun sang wali sufi ini mampu melakukannya dengan kecerdikan yang dimilikinya.

Betikut kisah Abu Nawas sang wali sufi jenaka yang dapatkan perintah untuk bangun istana diatas awan, dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Humor Sufi official.

Baca Juga: KERAMAT WALI SAKTI, Gus Miek Dapatkan Kitab dari Nabi Khidir AS

Suatu hari Raja Harun Al Rasyid mempunyai keinginan yang nyeleneh, ia ingin membuat istana di awang-awang.

Memang terkesan janggal, "Tapi apa salahnya kalau dicoba,” kata Sang Raja dalam hati.

Paduka raja kemudian menyuruh pengawal pribadinya memanggil Abu Nawas.

Baca Juga: KISAH WALI SUFI, Khalifah Harun Al Rasyid: Katakan Padaku, Kamu Punya Kesaktian Apa Abu Nawas?

Menurutnya, untuk urusan seperti ini hanya Abu Nawas lah yang punya solusinya.

“Ada gerangan apa Paduka Raja memanggil hamba,” tanya Abu Nawas.

Sang Raja menjawab “Wahai Abu Nawas, aku sangat ingin membangun istana di awang-awang, agar aku lebih terkenal diantara raja-raja yang lain.”

Baca Juga: KISAH WALI SUFI JENAKA, Abu Nawas Bikin Abu Jahil Darah Tinggi

“Adakah kemungkinan keinginanku terwujud wahai Abu Nawas?” “Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan wahai Paduka,” jawab Abu Nawas.

Paduka kembali berkata, “Kalau menurutmu pembangunan atau pekerjaan ini bisa dilakukan, maka aku serahkan semuanya kepadamu”.

Abu Nawas terperanjat dan menyesal telah mengatakan memungkinkan mewujudkan istana di awang-awang.

Tetapi nasi telah menjadi bubur, apa yang sudah dikatakan baginda,tidak mungkin ditarik kembali.

Sang Raja memberi waktu Abu Nawas beberapa minggu, rasanya tidak ada yang lebih berat tugas, dari pada tugas yang di embannya sekarang.

“Jangankan membangun istana di langit, membangun gubuk kecil di langit saja mustahil untuk dilakukan, hanya tuhan saja yang mampu melakukannya,” gumam Abu Nawas.

Hari-hari berlalu seperti biasanya, tak ada yang dikerjakan Abu Nawas.

Kecuali memikirkan bagaimana membuat sang raja merasa yakin, kalau yang dibangunnya itu benar-benar istana di langit.

Seluruh ingatannya dikerahkan dan dihubung-hubungkan, Abu Nawas bahkan sampai menjangkau ingatan masa kekanak-kanakannya.

Sampai ia ingat bahwa dulu ia pernah bermain layang-layang. inilah yang membuat Abu Nawas girang, ia tidak menyia-nyiakan waktu lagi.

Bersama beberapa sahabatnya ia merancang layang-layang nya yang berbentuk persegi empat.

Setelah layang-layang tersebut selesai dibuat, Abu Nawas melukis pintu-pintu dan jendela-jendela dan ornamen-ornamen lainnya, hingga menyerupai istana.

Ketika semuanya selesai Abu Nawas dan para sahabatnya menerbangkan layang-layang itu dari tempat yang dirahasiakan.

Begitu layang-layang istana itu membumbung tinggi di atas angkasa, penduduk negeri gempar.

Baginda Raja girang bukan kepalang,

“Benarkah Abu Nawas berhasil membangun istana di langit,” tanya sang Raja dalam hati.

Dengan tidak sabar, beliau ditemani beberapa pengawal bergegas menemui Abu Nawas.

Abu Nawas berkata dengan bangga, “Paduka, Istana pesanan Paduka telah selesai dibuat.” ucap Abu Nawas.

“Engkau benar benar hebat wahai Abu Nawas,” kata Baginda Raja memuji Abu Nawas.

“Terima kasi Baginda,” jawab Abu Nawas.

"Lalu bagaimana caranya engkau membuat istana itu wahai Abu Nawas,” tanya Baginda Raja

“Dengan tali tambang Yang Mulia,” balas Abu Nawas.

“Kalau begitu siapkan tali itu sekarang, Aku ingin melihat Istanaku dari dekat,” kata Baginda tidak sabar.

“Maafkan hamba Paduka Yang Mulia, hamba kemarin lupa memasang talinya, sehingga seorang kawan hamba tertinggal di istana hingga tidak bisa turun." Jawab Abu Nawas

“Bagaimana dengan engkau sendiri wahai Abu Nawas, dengan apa engkau turun ke bumi,” tanya Baginda Raja.

“Dengan menggunakan sayap Paduka Yang Mulia,” kata Abu Nawas dengan bangga.

“Kalau begitu buatkan aku sayap, supaya aku bisa terbang kesana,” jawab Baginda.

“Paduka Yang Mulia, sayap itu bisa diciptakan dalam mimpi,” kata Abu Nawas menjelaskan.

“Engkau berani mengatakan aku gila sepertimu,” tanya Baginda sambil melotot.

“Iya Baginda seperti itulah,” jawab Abu Nawas.

“Apa maksudmu wahai Abu Nawas?” tanya Baginda lagi.

“Baginda tahu bahwa membangun istana dilangit itu sangat mustahil dilakukan.

Tetapi, Baginda tetap menyuruh hamba mengerjakan sesuatu yang tidak mungkin.

Sedangkan hamba juga tahu, bahwa pekerjaan itu mustahil untuk dikerjakan.

Tetapi hamba tetap menyanggupi titah Baginda yang tidak masuk akal itu" kata Abu Nawas dengan berusaha meyakinkan Baginda

Tanpa menoleh, Baginda kembali ke istana dengan diiringi para pengawalnya.

Sementara Abu Nawas ditinggal sendirian, sambil memandang ke atas melihat istana terapung di awang-awang.

“Sebenarnya di antara kita, siapa yang gila,” tanya Baginda mulai jemgkel.

“Hamba kira, kita berdua sama-sama tidak waras Tuanku, tapi duluan yang punya ide,” jawab Abu Nawas sambil senyum dan tanpa ragu

Demikianlah kisah Abu Nawas membuat Istana di Awang-awang.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Humor Sufi Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x