Ajengan Ilyas Ruhiyat, Wali dari Tanah Sunda yang Selalu Diminta Pendapatnya Oleh Gus Dur

- 21 Juli 2022, 05:05 WIB
Ajengan Ilyas Ruhiyat
Ajengan Ilyas Ruhiyat /

Selain di NU, ia juga pernah menjadi salah seorang ketua MUI Pusat dan anggota DPA. Sebelumnya ia menjadi anggota MPR sebagai utusan dari Jawa Barat.

Dalam setiap acara yang diikutinya, Ajengan Ilyas selalu datang tepat waktu dan pulang setelah acara ditutup.

Hanya di Muktamar Lirboyo (1999) Ajengan Ilyas tidak mengikuti kegiatan sampai selesai. Dan sejak itu beliau mulai sering sakit-sakitan.

Sejak Muktamar NU Lirboyo 1999, Ajengan Ilyas memilih kembali mengajar di pesantrennya di lereng Gunung Galunggung, Cipasung.

Pesantren tersebut, di Jawa Barat adalah salah satu kiblat pendidikan. Sejak didirikan pada 1931 oleh Ajengan Ruhiat, menggunakan sistem ngalogat Sunda.

Pengajian untuk santri, baik dalam membacakan makna kata per kata dalam kitab berbahasa Arab maupun dalam penjelasannya, menggunakan bahasa Sunda.

Padahal pada saat itu, hampir semua pesantren di tatar Priangan menggunakan bahasa Jawa.

Menggunakan bahasa Sunda adalah memperkuat rintisan yang sudah dimulai oleh Ajengan Sobandi Cilenga Singaparna.

Alumni Cipasung bisa dipastikan memiliki dua ciri yaitu ngalogat Sunda dan NU. Maka, tidak mengherankan kalau Cipasung menjadi basis pendukung NU hingga sekarang. 

Ajengan Ilyas adalah sosok yang sangat santun, lembut, mengayomi, dan menebarkan aura kesejukan.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x