Ajengan Ilyas Ruhiyat, Wali dari Tanah Sunda yang Selalu Diminta Pendapatnya Oleh Gus Dur

- 21 Juli 2022, 05:05 WIB
Ajengan Ilyas Ruhiyat
Ajengan Ilyas Ruhiyat /

Sehingga  sang ayah pada 17 November 1941 beliau ditangkap dan ditahan bersama ulama terkemuka, KH Zainal Mustofa di Penjara Sukamiskin dan dibebaskan 10 Januari 1942.

Dalam usia belia 15 tahun Ilyas harus menggantikan ayahnya mengajar karena sang ayah dipenjara di Sukamiskin pada masa agresi Belanda II.

Baca Juga: GUS DUR dan Konsultan Wali Allah Kunci Sukses Saat Menjadi Ketua Umum PBNU dan Presiden

Ilyas tidak pernah belajar di luar Pesantren Cipasung.

Apalagi setelah ayahnya wafat pada tahun 1977 karena kepemimpinan pesantren jatuh ke tangannya.

Kesempatan belajar di luar pesantren ia dapatkan melalui sejumlah kursus, kuliah jarak jauh, otodidak, dan mengikuti berbagai forum ilmiah. 

Ajengan Ilyas Ruhiyat memulai karirnya di organisasi NU sejak 1954, ketika terpilih sebagai ketua NU Cabang Tasikmalaya.

Saat itu ia merangkap ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Jawa Barat. Tahun 1985-1989, ia menjadi wakil rais Syuriah NU Jawa Barat.

Tahun 1989, saat muktamar NU di Krapyak, Ilyas terpilih menjadi salah seorang rais Syuriah PBNU.

Puncaknya, tahun 1994, pada muktamar ke-29 NU yang berlangsung di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, ia terpilih menjadi Rais Aam PBNU mendampingi KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU. 

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x