Mbah Hasyim Asy'ari Dikerjai Santrinya yang Sangat Nakal, hingga Kakek Gus Dur Lakukan Sholat Ghoib untuknya

- 20 Juli 2022, 13:21 WIB
Mbah Hasyim Asy'ari Dikerjai Santrinya yang Sangat Nakal, hingga Kakek Gus Dur Lakukan Sholat Ghoib untuknya
Mbah Hasyim Asy'ari Dikerjai Santrinya yang Sangat Nakal, hingga Kakek Gus Dur Lakukan Sholat Ghoib untuknya /kolase facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Syaikhona KH. Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim Asy'ari lakukan sholat ghoib untuk salah satu santrinya.

Hal ini dilakukan kakek Gus Dur lantaran mendapatkan surat dari wali santri, yang isinya bahwa sang santri meninggal dunia.

Berikut kisah salah satu santri nakal yang mondok di Pesantren Mbah Hasyim Asy'ari, hingga kakek Gus Dur ini melakukan sholat ghoib untuknya.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Keanehan Tuan Guru Sekumpul Saat Masih Bayi

Dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Nasihat Kakek.

Mbah Hasyim Asy'ari yang merupakan kakek dari Gus Dur memiliki satu pondok pesantren dengan santri yang begitu banyak dari seluruh penjuru Nusantara.

Dari sekian banyak santri Mbah Hasyim Asy'ari, ada salah satu santrinya yang sangat nakal, ia bernama Sulaiman Syamsun.

Baca Juga: Kisah Habib Rizieq Shihab Kedatangan Sosok Wali Allah saat Sidang, Hari Ini Bebas dari Rutan Bareskrim

Sulaiman Syamsun adalah sosok ayah dari Munyati Sulam, yang merupakan penyiar di TVRI yang biasanya mengisi qira'ah pada acara televisi tersebut.

Dari Sulam Syamsun ini terlahir sebuah kisah tentang dirinya ketika menjadi santri Mbah Hasyim Asy'ari.

Sulam Syamsun adalah santri yang tergolong bandel. Saking bandelnya ia sampai memiliki banyak sekali utang pada teman-temannya.

Baca Juga: KISAH KERAMAT SAKTI, Ketika Wali Hobi Ngopi dan Wali Hobi Merokok Bertemu

Pada suatu waktu, pasca hari raya setelah muslim liburan Sulam Syamsun tidak berani masuk ke pondok, lantaran memiliki banyak utang pada teman-temannya.

Sulam Syamsun kemudian berkirim surat kepada Mbah Hasyim Asy'ari, yang isinya kurang lebih seperti berikut ini,

"Teruntuk Hadratus syekh Hasyim Asy'ari.

Ini saya Ayahanda Sulam. Mengabarkan, bahwa Sulam tidak bisa kembali ke pondok, karena Sulam telah meninggal dunia.

Jika ada salahnya mohon dimaafkan, jika ada hutangnya mohon untuk di ikhlaskan," isi surat tersebut kurang lebih seperti itu

Mendapat surat seperti demikian, Mbah Hasyim Asy'ari menangis (muwun). Karena salah satu santrinya meninggal dunia.

Kemudian Mbah Hasyim Asy'ari mengumpulkan para santri untuk diajak shalat ghaib (salat yang dilakukan tatkala seorang muslim yang meninggal dunia pada tempat yang jauh dan tidak memungkinkan didatangi).

Setelah shalat ghaib, beliau mengumumkan:

“Hadirin sekalian, kini Sulam telah meninggal dunia.

Maafkan kesalahannya ya? Dimaafkan, ya?” pinta Kyai Hasyim. Dalam bahasa Jawa.

Semua Santri menjawab: “Nggih...(Iya)" jawab jamaah kompak.

Lalu Mbah Hasyim Asy'ari berkata lagi,

“Kalau ada hutangnya, diikhlaskan ya?”

Karena Mbah Hasyim yang berbicara, semua Santri menjawab kompak:

“nggih...”

“Halal?” ucap Mbah Hasyim Asy'ari.

“Halal,” jawab santri, serempak.

Tak dinyana, tiba-tiba kemudian, dari pintu pondok, Sulam berlari mendekat sambil berteriak:

“Matur nuwuun (terima kasih...!)" ucap Sulam sang santri nakal.

Melihat kelakuan santrinya yang “kurang ajar” seperti itu. Mbah Hasyim Asy'ari bukannya marah, malah justru menangis merangkul Sulam.

“Alhamdulillah, Lam, kamu masih hidup, aku kira meninggal dunia beneran.

Ya sudah, aku sudah terlanjur mengikrarkan: kamu di sini sudah tak punya salah dan tidak punya utang.

Adapun yang masih belum ikhlas dengan hutangmu, karena kamu masih hidup, Lam, Aku sudah berbicara, aku yang menanggungnya sekarang

Jadi kalau ada yang punya hutang di Sulam, atau yang dihutangi Sulam, tagihlah aku" tutur Mbah Hasyim Asy'ari.

Itulah, sekelumit kisah kearifan sosok KH Hasyim Asy'ari. Juga salah satu potret kekonyolan santri sekaligus keteladanan Kyai dalam balutan kultur pesantren

Kekonyolannya jelas bahwa sulam mencari akal agar bagaimana hutangnya bisa lunas dengan caranya yang seorang “santri nakal”

Di sisi lain, kita melihat bagaimana sang pendiri NU, yang kini ekspansi kulturalnya diekspor ke berbagai negara itu, tak mudah marah.

Beliau memperlakukan santri yang nakal di luar batas kewajaran, dengan mengaku telah meninggal sekalipun.

Beliau membalasnya kekonyolan santrinya dengan penuh kasih sayang, cinta, dan harum kebaikan. Sholu 'ala Nabi Muhammad.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Nasehat Kakek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x