ADA ANDIL Mbah Kholil Bangkalan saat KH Hasyim Asy'ari Mendirikan NU, Tongkat Jadi Perantaranya

- 12 Juli 2022, 22:45 WIB
ADA ANDIL Mbah Kholil Bangkalan saat KH Hasyim Asy'ari Mendirikan NU, Tongkat Jadi Perantaranya
ADA ANDIL Mbah Kholil Bangkalan saat KH Hasyim Asy'ari Mendirikan NU, Tongkat Jadi Perantaranya /instagram.com/@ijazahdoa

PORTAL MAJALENGKA - Syeikhona Kholil atau Mbah Kholil Bangkalan merupakan ulama besar yang memimpin pesantren Kademangan, Bangkalan Madura.

Mbah Kholil Bangkalan juga dikenal sebagai guru yang sangat mengayomi murid-muridnya. Termasuk KH Hasyim Asy'ari, pendiri Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU).

Antara Mbah Kholil Bangkalan dengan KH Hasyim Asy'ari memiliki hubungan erat secara historis. Tidak hanya guru dan santri, lebih dari itu, berdirinya NU tak lepas dari tangan dingin Mbah Kholil.

Baca Juga: Karomah Wali: Kisah Tasbih Sakti Milik Mbah Kholil untuk Mbah Hasyim Asy'ari, Ternyata Isinya Ini

Dikisahkan pada suatu malam, sejumlah rombongan para ulama terkemuka dari seluruh penjuru pulau Jawa berkumpul di pesantren milik KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jombang.

Kedatangan para ulama ke Tebuireng guna membahas dan memusyawarahkan pembentukan suatu wadah jamiyyah untuk umat Islam.

Saat para ulama yang datang menghadiri musyawarah tersebut menyetujui adanya pembentukan jamiyyah untuk umat, lain halnya dengan KH Hasyim Asy'ari. Ia masih belum memberikan respons apa pun.

Baca Juga: Keramat Wali, Nyali Perampok Ciut saat Calon Santri Asal Kempek Cirebon Sebut Nama Mbah Kholil Bangkalan

KH Hasyim Asy'ari sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan dan menentukan sikap.

Waktu terus bergulir, sejak pertemuan malam itu, Kyai Hasbullah dan Kyai Bisri Sansuri kerap datang ke Tebuireng untuk meminta restu pada KH Hasyim Asy'ari perihal rencana mendirikan jamiyyah.

Namun, KH Hasyim masih belum memberikan restu terkait perencanaan tersebut. Meski dalam hatinya, beliau juga menyetujui hal yang diajukan itu.

Baca Juga: Keramat Wali Habib Sholeh Tanggul Sembuhkan Penyakit Stroke dengan Cara Bakar Uang

Namun, kake Gus Dur itu khawatir jika dengan berdirinya wadah jamiyyah yang lebih besar, akan berakibat menimbulkan perpecahan umat.

Sementara di Bangkalan, Madura, Mbah Kholil telah mengetahui kerisauan yang dirasakan muridnya, KH Hasyim Asy'ari.

Mbah Kholil Bangkalan kemudian memanggil seorang santri yang bernama As'ad Syamsul Arifin untuk menemuinya.

Baca Juga: KOPIAH MBAH AS’AD Tidak Mempan Dibom Pesawat Tempur Belanda, Keramat Wali Maha Sakti

Saat As'ad datang menghadap, Mbah Kholil Bangkalan lalu menyampaikan sesuatu pada santrinya itu.

"Begini As'ad, saya mau minta tolong dengan tanganmu sendiri," ucap Mbah Kholil membuka pembicaraan.

"Inggih kyai," jawab As'ad dengan penuh kelembutan.

Baca Juga: Era Digital, Pengguna LinkedIn Ini Kreatif Bikin Surat Lamaran Kerja Tulis Tangan, Respons Netizen Tak Terduga

"Saya ingin malam ini juga engkau berangkat ke Tebuireng, Jombang, untuk mengantarkan tongkat ini," tutur Mbah Kholil sambil menyerahkan tongkatnya pada As'ad.

"Dan malam ini juga, saya harap engkau menghafal surat Thaha ayat tujuh belas sampai dua puluh tiga," terang Mbah Kholil Bangkalan.

"Nanti tolong bacakan ayat-ayat itu di hadapan Kyai Hasyim," lanjutnya.

Baca Juga: JARANG YANG TAHU, Hal yang Pernah dilakukan Gus Dur dengan Mbah Maimun Zubair

Setelah Mbah Kholil menjelaskan maksud dari tujuannya memanggilnya, As'ad kemudian menyanggupi permintaan sang kyai tanpa bertanya untuk apa tongkat itu diberikan pada KH Hasyim Asy'ari.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu hari penuh menaiki perahu dari Madura hingga ke Surabaya, As'ad bertemu dengan segerombolan begal yang menginginkan tongkat itu.

Dengan sekuat tenaga, santri itu mempertahankan tongkat yang dibawanya agar tidak diambil pembegal.

Baca Juga: MBAH HASAN BESARI, Wali Keramat dari Lereng Gunung Lawu hingga Raja Datang Berguru Padanya

Singkat kisah, As'ad berhasil mempertahankan tongkat wasiat Mbah Kholil Bangkalan.

Sesampainya di Tebuireng, KH Hasyim Asy'ari ternyata sedang mengisi pengajian ilmu hadist kepada para santrinya.

Saat diberitahu bahwa ada seorang santri utusan Mbah Kholil Bangkalan yang datang menemuinya jauh-jauh dari Madura, KH Hasyim Asy'ari langsung menemuinya.

Baca Juga: PESAN PARA WALI, Seorang Pendosa Bisa Masuk Surga dengan Gemar Membaca Sholawat Atas Nabi Muhammad SAW

Dalam hati KH Hasyim, kalau sang guru sampai mengirimkan utusan ke Tebuireng, pasti ada suatu hal yang penting.

Dalam sebuah kesempatan pertemuan itu, KH Hasyim Asy'ari dan As'ad duduk di suatu tempat untuk memulai perbincangan.

"Mohon maaf, mengganggu kyai," ucap As'ad saat bertemu KH Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: Sentuhan Magis ala Perancis, Sofitel Bali Nusa Dua Beach Jadi Resort Resmi untuk KTT G20

"Saya diutus oleh Kyai Kholil untuk memberikan tongkat ini kepada kyai," lanjutnya.

Setelah As'ad menjelaskan maksud kedatangannya, KH Hasyim Asy'ari lalu menayangkan hal lain yang hendak disampaikan oleh santri tersebut.

"Selain tongkat ini, adakah pesan lain untukku?" tanya KH Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: Minta Sidang Etik Lili Pintauli Siregar Tetap Dijalankan, Febri Diansyah: Dewan Pengawas KPK Keliru!

"Inggih kyai, beliau (Mbah Kholil) berpesan agar pada saat serah terima tongkat itu, saya membacakan surat Thaha ayat tujuh belas sampai dua puluh tiga," jawab As'ad menerangkan.

"Bacakanlah," perintah KH Hasyim Asy'ari.

Usai mendapat perintah demikian, As'ad langsung melantunkan ayat-ayat yang diamanahkan Mbah Kholil Bangkalan padanya.

Baca Juga: Menduga Pimpinan KPK Lakukan Kebohongan Publik, Novel Baswedan Soroti Kasus Lili Pintauli Siregar

Mendengar lantunan ayat yang dibacakan As'ad begitu fasih nan indah, hati KH Hasyim Asy'ari bergetar, jantungnya berdetak kencang, pikirannya jauh melayang hingga Madura.

Seketika KH Hasyim membayangkan Mbah Kholil yang semakin sepuh, tapi masih memikirkan keresahan umat.

Sang guru yang bijaksana itu, telah menitipkan sesuatu kepadanya. Pada pundaknya lah amanah besar itu diemban, meski berat namun harus dijalaninya.

Baca Juga: BERDARAH-DARAH, Syekh Sunan Rohmat Suci Kalah Adu Sakti dengan Sayyidina Ali, Wali Era Sunan Gunung Jati

"Ya Allah ini petunjuk apa? Adakah ini terkait dengan rencana pendirian jamiyyah yang akhir-akhir ini menjadi beban pikiranku?" seru KH Hasyim dalam hatinya.

Setelah ayat-ayat yang dimaksud selesai dibacakan dan tongkat sudah diterima oleh KH Hasyim Asy'ari, datanglah hidangan makanan yang disajikan untuk santri As'ad.

Santri utusan Mbah Kholil itu pun juga disediakan tikar untuknya beristirahat sampai menjelang pagi tiba.

Baca Juga: Dewas KPK: Bukan Dihentikan, Perkara Lili Pintauli Siregar Gugur karena Tidak Memenuhi Syarat

Setelah menemui As'ad, KH Hasyim Asy'ari kembali merenungi bacaan ayat surat Thaha dan tongkat yang dibawakan oleh utusan santri Mbah Kholil untuknya.

Begitulah fragmen awal berdirinya Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU). Ada andil Mbah Kholil Bangkalan saat KH Hasyim Asy'ari mendirikan NU, tongkat jadi perantaranya.***

Sumber: Buku Penakluk Badai, Novel Biografi KH Hasyim Asy'ari. Karya Aguk Irawan MN.

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Penakluk Badai, Novel Biografi KH. Hasyim Asy'ari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah