Melihat tulisan doa tersebut Habib Abdullah Al Haddad langsung mengambil dan merobek-robek doa itu, padahal sang pedagang yang juga Habib belum hafal doa tersebut.
“Ini doa apaan,” ucap Habib sepuh murka.
Habib Abdullah Al Haddad seakan menyalahkan Mbah Kholil Bangkalan dalam memberikan doa dan wiridan kepadanya.
Habib muda tersebut akhirnya kembali ke Madura sowan menemui kembali ke kediaman Mbah Kholil Bangkalan.
“Maaf ini bib, sudah saya tuliskan kembali doa yang dirobek-robek oleh Habib Abdullah Al Haddad,” ucap Mbah Kholil Bangkalan dengan memberikan secarik kertas bertuliskan amalan.
Habib muda semakin kaget dan terperanjat dengan Karomah Mbah Kholil Bangkalan. Kira-kira hatinya berkata, “betapa saktinya Mbah Kholil ternyata sudah tahu tujuan kedatangan ku”.
“Memang benar doa dan wiridan dari Mbah Kholil Bangkalan itu doa menjadi orang yang kaya. Saya merobek-robek doa itu karena saya khawatir jika engkau membaca doa ini, engkau menjadi orang kaya raya,” ujar Habib Abdullah Al Haddad.
“Ketika berubah menjadi orang kaya engkau akan sibuk dengan kekayaanmu, sehingga lupa dengan membaca wirid,” sambung Habib sepuh ini. *