Lalu kakek itu wafat dan dimakamkan di tempat yang dimaksud. Kini masih satu area dengan kompleks pemakaman pesantren Tebu Ireng.
Mungkin kisah mistik Tebu Ireng akan berhenti disitu saja nyatanya tidak, ada kembalisatu penggal kisah yang terdapat dalam satu buah buku hasil disertasi Al Alwi Shihab.
Dimana terdapat kata pengantar dari almarhum Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menyebut sebuah nama yang bisa jadi itulah nama kakek tua.
Dan cerita di atas Gus Dur mengatakan pada 1941, mendiang mantan presiden Soekarno terdiam selama 40 hari dipesantren Tebu Ireng untuk berkhalwat di kuburan nenek moyang dulu yaitu Maulana Ishak Al Tabarqi.
Beliau inilah yang kemudian di abadikan peranannya karena asalnya Al Tabarki merupakan daerah halilintar.
Oleh karena itu didapatkan gambaran pendiri kerajaan Demak di masjid agung Demakb dalam sebuah ukiran kayu dengan bahan dari lintas sebuah punggung kura-kura.
Dengan demikian gambaran Gus Dur jelas bahwa kura-kura sebagai lambang umur panjang atau ban swee hanya digunakan oleh raja-raja dalam legenda China.
Oleh karena itu ketika Bung Karno sebagai keturunan Maulana Ishak berhasil mendirikan Negeri Republik Indonesia membuat tugu proklamasi.