Kidung Lingsir Wengi Ciptaan Sunan Kalijaga, Ikut Dipopulerkan Almarhum Didi Kempot

- 31 Mei 2022, 20:45 WIB
Lingsir Wengi merupakan kidung yang diciptakan Sunan Kalijaga dan di era masa kini pernah dipopulerkan almarhum Didi Kempot.
Lingsir Wengi merupakan kidung yang diciptakan Sunan Kalijaga dan di era masa kini pernah dipopulerkan almarhum Didi Kempot. /

PORTAL MAJALENGKA – Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Nusantara pada sekitar abad 14 Masehi.

Menjadi satu-satunya wali yang memiliki darah Jawa yang cukup kental karena Sunan Kalijaga memilki nama lain Raden Mas Syahid dari Tuban, Jawa Timur dan diperkirakan lahir tahun 1450 M.

Sunan Kalijaga kemudian banyak menciptakan syair-syair tembang atau kidung, yang menjadi sarana ketika menyebarkan ajaran agama Islam. Salah satunya adalah tembang lingsir wengi.

Baca Juga: Tokoh-tokoh Wayang Kulit yang Diciptakan Sunan Kalijaga Temani Sunan Gunung Jati dalam Berdakwah

Tembang lingsir wengi dinmasa kini ikut dipopulerkan almarhum Didi Kempot dan sempat disangka diciptakan Sukap Jiman, namun kemudian diklarfikasi jika tembang tersebut merupakan ciptaan Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga juga memiliki darah bangsawan, ayahnya seorang Adipati Tuban yang bernama Raden Sahur Tumenggung Wilatikta.

Meski lahir dari Keluarga bangsawan, Sunan Kalijaga memiliki kepedulian terhadap sesama. Dikisihkan dia diusir oleh sang ayah karena membagikan pangan yang ada di gudang.

Pengusiran tersebut yang kemudian mengantarkan kepada pertemuannya dengan Sunan Bonang, yang selanjutnya menjadi guru ilmu agama dan ilmu bela diri.

Baca Juga: BNNP Jakarta Amankan 11 Orang Pemuda dari Tiga Jaringan Narkoba di Ibu Kota

Berikut lirik kidung Lingsir Wengi beserta terjemahan bahasa Indonesianya:

Lingsir wengi
Saat Menjelang Tengah Malam

Sepi durung bisa nendra
Sepi tidak bisa tidur

Kagodha mring wewayang
Tergoda bayanganmu

Ngerindhu ati
Di dalam hatiku

Kawitane
Permulaannya

Mung sembrana njur kulina
Hanya bercanda kemudian biasa

Ra ngira yen bakal nuwuhke tresna
Tidak mengira akan jadi cinta

Baca Juga: Perjalanan Sunan Gunung Jati Mengejar Cita-Cita Menjadi Guru Agama di Cirebon (2)

Nanging duh tibane
Kalau sudah saatnya

Aku dhewe kang nemahi
akan terjadi pada diriku

Nandang branta kadung lara
Menderita kasmaran terlanjur sakit

Sambat sambat sapa
Aku harus mengeluh Kepada siapa

Rina wengi
Siang malam

Sing tak puji ojo lali
Yang kupuja jangan lupa

Janjine muga bisa tak ugemi
Janjinya kuharap tak dilingkari

Kawitane mung sembrana njur kulina
Permulaannya hanya bercanda kemudian biasa

Baca Juga: Wilujeng Sumping Mark Hartmann? Langsung Menyusul Skuad Persib Bandung ke Batam?

Ra ngira yen bakal nuwuhke tresna
Tidak mengira akan jadi cinta

Nanging duh tibane
Kalau sudah saatnya

Aku dhewe kang nemahi
akan terjadi pada diriku

Nandang branta kadung lara
Menderita kasmaran terlanjur sakit

Sambat sambat sapa
Aku harus mengeluh Kepada siapa

Rina wengi
Siang Malam

Sing tak puji ojo lali
Yang kupuja jangan lupa

Janjine muga bisa tak ugemi
Janjinya kuharap tak dilingkari

Baca Juga: Anies Baswedan Pecah Rekor Lagi, Lima Tahun 5 Kali WTP

Meski telah berusia ratusan tahun, karya Sunan Kalijaga tetap dikenang hingga saat ini, karena kedalaman maknanya yang tidak lekang oleh zaman. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x