Baca Juga: Sunan Gunung Jati Penyebab Prabu Siliwangi Marah dan Ingin Menyerang Cirebon
Rahiyang Dewa Niskala yaitu putra Prabu Niskala Wastukancana, yang berarti pula
ayah Prabu Siliwangi, tidak dijumpai dalam babad, wawacan, atau cerita pantun.
Sedangkan nama Prabu Siliwangi, sebagai cucu Prabu Wangi, selalu menjadi tokoh dalam babad, wawacan, dan cerita pantun.
Sehingga dengan demikian (nama) Prabu Siliwangi tersebar luas dan dikenal baik di kalangan rakyat luas.
Dalam naskah Carita Parahiyangan dikatakan bahwa pengganti Prabu Wangi yang kemudian terkenal sebagai tokoh kedua dalam pemerintahan kerajaan (Pajajaran) ialah:
Ratu Purana, Prabu Guru Dewataprana, Ratu Jayadewa, Sri Baduga Maharaja dan ada lagi nama-nama yang lainnya.
Raja ini memerintah di Pakuan Pajajaran selama 39 tahun (tahun 1474-1513). Jadi pemerintahannya itu tidak lagi di Kawali-Galuh, Priangan Timur; melainkan di daerah Priangan Barat, sekitar daerah Bogor.
Berdasarkan prasasti yang ada, hanya Sri Baduga seorang yang secara resmi pernah
berganti gelar.
Mula-mula bergelar Prabu Guru Dewata Prana, kemudian ia berganti gelar menjadi Sri Baduga Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
Nama atau gelar baru ini sangat indah karena itu dalam Carita Parahyangan, ia
disebut “Sriman Sri Wacana”. Artinya, yang termasyhur bernama indah.