PORTAL MAJALENGKA - Salah satu strategi dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah dalam menyebarkan agama Islam adalah melalui lembaga pernikahan.
Tujuan dari Sunan Gunung Jati melakukan itu adalah untuk memperkuat kedudukan, sekaligus memperluas hubungan dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon.
Dalam Serat Purwaka Caruban Nagari, Babad Tjerbon, Nagarakretabhumi, Sadjarah Banten, dan Babad Tanah Sunda yang berhasil dikaji oleh Agus Sunyoto dalam bukunya Atlas Walisongo tercatat, Syarif Hidayatullah tidak kurang dari enam orang perempuan sebagai istri.
Baca Juga: Kisah Sunan Gunung Jati Taklukan Raden Arya Wiralodra dan Pangeran Arya Paningsingan Masuk Islam
Syarif Hidayatullah menikah untuk kali pertama dengan Nyai Babadan putri Ki Gedeng Babadan, yang membuat pengaruhnya meluas dari Gunung Sembung hingga wilayah Babadan.
Namun, sebelum dikaruniai putra, Nyai Babadan dikisahkan meninggal dunia.
Kemudian, Pada bagian naskah yang diberi subjudul Jeng Maulana Insan Kamil Sinareng
Ki Kuwu Cirebon Tumindhak ing Banten, yang dilansir dari buku yang sama, berkisah Syarif Hidayatullah bersama Sri Mangana, dari Keraton Pakuwan Pajajaran melanjutkan perjalanan ke barat menuju Banten.
Baca Juga: Kedatangan Sunan Gunung Jati ke Cirebon Menjadi Pemimpin dan Ulama Sudah Diramalkan, Bagian II
Di Banten, mereka berhasil mengislamkan Ki Gedeng Kawunganten beserta rakyatnya, dan Syarif Hidayat menikahi putri Ki Gedeng Kawunganten.