Kisah Abu Nawas Mimpi Bertemu Nabi Daud AS

23 November 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi. Kisah Abu Nawas Mimpi Bertemu Nabi Daud AS /

PORTAL MAJALENGKA - Pada suatu ketika, ada seorang Yogis mengajak seorang Pendeta untuk memperdaya iman Abu Nawas. Setelah sepakat, mereka pun berangkat menemui Abu Nawas di rumahnya.

Di rumah Abu Nawas, ketika mereka datang Abu Nawas sedang melaksanakan sholat dhuha. Mereka pun dipersilahkan oleh istri Abu Nawas.

Setelah selesai sholat dhuha, Abu Nawas pun menyambut mereka, Abu Nawas dan tamunya pun bercakap-cakap sejenak.

Baca Juga: Begini Cara Abu Nawas Meluruskan Pemahaman Orang Yahudi Tentang Salam

"Kami sebenarnya ingin mengajakmu melakukan pengembaraan suci, kalau kamu tidak keberatan, bergabunnglah bersama kami" kata seorang Yogis.

"Dengan senang hati. Lalu kapan rencana berangkatnya?" tanya Abu Nawas.

"Besok pag" kata Pendeta.

"Baiklah kalau begitu, kita bertemu di warung teh besok pagi" kata Abu Nawas menyanggupi.

Baca Juga: Abu Nawas Dihukum Mati Sebab Katakan Solat Boleh Tanpa Rukuk dan Sujud, Begini Alasannya

Pada hari berikutnya mereka berangkat bersama-sama. Abu Nawas memakai jubah sufi, sedangkan Yogis dan Pendeta mengenakan baju kebesaran agama mereka masing-masing. Di tengah perjalanan, mereka merasa kelaparan, mereka juga sengaja tidak membawa bekal.

"Abu Nawas, bagaimana kalau kamu saja yang melakukan derma guna membeli makanan untuk kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian" kata Pendeta.

Tanpa banyak bicara Abu Nawas berangkat untuk mencari dan mengumpulkan derma dari satu dusun ke dusun yang lainnya. Setelah terkumpul, Abu Nawas pun membeli makanan yang cukup untuk mereka bertiga.

Baca Juga: HAUL KYAI FUAD HASYIM, Karomah Sakti Sang Kyai dan Ilmu Laduni, Dikisahkan Santri Alumni Asal Majalengka

Abu Nawas pun kembali berkumpul bersama Pendeta dan Yogis dengan membawa makanan. Karena tak sanggup lagi menahan lapar, Abu Nawas pun berkata,

"Mari kita bagi makanan ini sekarang juga".

"Jangan sekarang, kami sedang berpuasa" kata Yogis.

"Tetapi aku hanya ingin menginginkan bagianku saja. Sedangkan bagian kalian terserah pada kalian" ucap Abu Nawas menawarkan solusi.

"Aku tidak setuju, kita harus bersamaan dalam melakukan apapun" kata Pendeta.

"Betul, aku pun tidak setuju. Waktu makanku besok pagi" ucap Yogis.

"Bukankah kalian yang menjadikanku alat pencari derma dan derma itu sudah ku tukar dengan alat ini. Sekarang kalian tidak menginginka aku untuk mengambil bagianku, ini tidak masuk akal". Ucap Abu Nawas merasa jengkel. Akan tetapi Pendeta dan Yogis tetap tidak mengizinkan Abu Nawas mengambil bagiannya.

Abu Nawas penasaran. Ia pun mencoba lagi membujuk teman-temannya agar mengizinkan ia mengambil haknya. Akan tetapi mereka tetap saja menolaknya.

Abu Nawas pun merasa jengkel dan marah. Akan tetapi ia sama sekali tidak menunjukan rasa jengkel dan marahnya itu kepada mereka.

"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian?" kata Pendeta kepada Abu Nawas.

"Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.

"Kita adakan lomba, barang siapa diantara kita bermimpi paling indah, maka ia akan mendapatkan bagian yang terbanyak, yang kedua lebih sedikit dan yang terburut akan mendapatkan bagian paling sedikit". Pendeta itu menjelaskan peraturannya kepada Abu Nawas.

Abu Nawas pun menyetujuinya dan tanpa berkomentar apapun.

Malam hari pun semakin larut, embun mulai turun ke bumi. Pendeta dan Yogis pun merasa ngantuk dan kemudian tidur. Sedangkan Abu Nawas tidak bisa tidur dan hanya berpura-pura tidur. Setelah merasa yakin, teman-temannya sudah terlelap, Abu Nawas pun menghampiri makanan itu dan menghabiskannya. Setelah merasa kenyang, ia pun baru bisa tidur.

Keesokan harinya mereka bangun hampir bersamaan. Yogis bangun dengan wajah yang berseri-seri bercerita,

"Semalam aku bermimpi memasuki sebuah taman, sangat mirip sekali dengan Nirvana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini".

Pendeta pun berkata bahwa mimpi Yogis sangat luar biasa menakjubkan. Kemudian gilirannya bercerita,

"Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Dan ternyata memang benar, aku berhasil menyusup ke masa lalu dimana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengannya dan yang lebih membahagiakan adalah, aku diberkati olehnya".

Yogis pun memuji-muji kehebatan mimpi sang Pendeta. Sedangkan Abu Nawas hanya diam saja.

Karena Abu Nawas belum juga menceritakan mimpinya, Pendeta dan Yogis pun akhirnya menanyakan mimpi Abu Nawas.

"Kalian pasti tahu tentang Nabi Daud 'alaihissalam, ia adalah Nabi yang ahli berpuasa. Semalam aku bermimpi dan berbincang-bincang dengannya. Ia menanyakan bahwa aku berpuasa apa tidak, aku menjawab aku berpuasa, karena aku memang tidak makan sejak dini hari, kemudian ia menyuruhku untuk berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah darinya, segera aku bangun tidur dan menghabiskan makanan itu" ujar Abu Nawas tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Sambil menahan rasa lapar, Pendeta dan Yogis pun saling berpandangan. Kini mereka sadar bahwa menipu Abu Nawas tidak akan ada gunanya. Yang ada malah akan mendapatkan celaka sendiri. Kejengkelan Abu Nawas karen ditipu mereka pun terobati.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Kisah 1001 Malam Abu Nawas

Tags

Terkini

Terpopuler