BAGAI WALI, 16 Ucapan Sakti Bung Karno Terbukti Sampai Detik Ini

21 Juli 2022, 19:33 WIB
BAGAI WALI, 16 Ucapan Sakti Bung Karno Terbukti Sampai Detik Ini /Dok. lipi.go.id

PORTAL MAJALENGKA - Soekarno atau Bung Karno merupakan proklamator kemerdekaan Republik Indonesia.

Bung Karno merupakan salah satu tokoh paling dihormati di dunia. Tokoh perjuangan yang memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

Bung Karno sang proklamator kemerdekaan RI, lahir di Surabaya Jawa Timur pada 6 Juni 1901.

Baca Juga: SOEKARNO Bukan Orang Sembarangan, Dia Wali Allah, Kata Buya Arrazi

Ia meninggal dunia di Jakarta pada 21 Juni 1970. Yaitu pada usia 69 tahun dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

Bung Karno merupakan presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945 sampai 1966.

Bersama Moh Hatta, Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: KPU Majalengka Targetkan Partisipasi Masyarakat di Pemilu 2024 Lebihi Target Nasional

Semasa hidupnya, Presiden RI pertama ini mampu membius masyarakat melalui pidatonya yang fenomenal.

Suara lantang yang menggelegar mampu membuat siapa pun berhenti dari aktivitas dan fokus mendengarkan apa yang disampaikan Bung Karno.

Bukan hanya itu saja, cukup banyak kata mutiara Bung Karno yang ternyata terbukti kebenarannya hingga detik ini. Bagai wali, kata-kata Soekarno mengandung keramat dan sakti.

Baca Juga: Persatuan Tuna Netra Majalengka Siap Dilibatkan dalam Pemilu 2024

Berikut 16 kata sakti Ir Soekarno yang dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Aliqul Chanel yang fenomenal:

1. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961).

2. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung berapa untung yang kudapat nanti dari republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya (Pidato HUT Proklamasi 1956).

Baca Juga: Didatangi dan Didoakan Wali Allah, Apakah Habib Rizieq Shihab Juga Seorang Waliyullah?

3. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya.

Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961).

4. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat sesuatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.

Baca Juga: Misteri Syekh Siti Jenar, Sang Wali Penyebar Ajaran Manunggaling Kaulo Gusti Dimanakah Kuburnya?

5. Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.

6. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

7. Bangsa yang tidak percaya pada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak akan berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka (Pidato HUT Proklamasi 1963).

Baca Juga: INNALILLAHI, Ayahanda Habib Syekh Meninggal Dunia Saat Sujud Terakhir Shalat Jumat, Kisah Para Wali

8. Bangunlah suatu dunia, di mana semua bangsa hidup damai dan persaudaraan.

9. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat Elang Rajawali (Pidato HUT Proklamasi 1945).

10. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segitiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai.

Baca Juga: Karomah Sakti Habib Rizieq Shihab saat Ditembaki Petugas, Diungkapkan Ustadz Arifin Ilham

Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat (Pidato HUT Proklamasi 1950).

11. Firman Tuhan inilah cita ku, firman Tuhan inilah harus menjadi cita mu, "Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma bianfusihim."

Tuhan tidak mengubah nasibnya suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya (Pidato HUT Proklamasi 1964).

Baca Juga: AWAL MULA Waliyullah Mbah Hasyim Asy'ari Dirikan Pesantren di Tanah Maksiat, Apa Tujuannya?

12. Janganlah melihat kemasan depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca benggala daripada massa yang akan datang (Pidato HUT Proklamasi 1966).

13. Apakah kelemahan kita? Kelemahan kita ialah kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa.

Sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain.

Baca Juga: Keramat Walisongo: Cara Sunan Giri Taklukkan Bala Tentara Majapahit, Ubah Sawah Jadi Lautan

Padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong (Pidato HUT Proklamasi 1966).

14. Aku lebih suka lukisan samudra yang bergelombang yang memukul, menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram, kadyo siniram watu sewindu lawase (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno).

15. Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung, jika dua sayap sama kuatnya.

Baca Juga: Mobil Artis Dinda Kanyadewi Ditabrak Sopir Truk Sampai Ringsek

Maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. jika patah satu daripada dua saat itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali. (Sarinah halaman 17-18 Bung Karno).

16. Berikan aku 1.000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung. Tapi berikan aku 10 pemuda yang cinta akan tanah air maka aku akan mengguncang dunia.

Itulah sederet kata-kata bijak Presiden Soekarno yang legendaris. Pernyataannya bisa menginspirasi dan motivasi seklaigus mengobarkan semangat bangsa Indonesia.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube Aliqul Channel

Tags

Terkini

Terpopuler