Pengembaraan Gus Dur Menempuh Pendidikan dan Melahap Kajian Barat, Mulai dari Filsafat hingga Politik

1 Juli 2022, 18:36 WIB
Saat menempuh pendidikan tingkat SMP, Gus Dur sudah banyak membaca buku barat terkait filsafat dan politik. /Pikian=Rakyat.com/

PORTAL MAJALENGKA - Pada tahun 1953, Gus Dur masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak.

Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama tersebut, hobi membaca Gus Dur semakin mendapat tempat dalam kehidupan sehari-harinya.

Gus Dur didorong oleh gurunya untuk menguasai bahasa Inggris, sehingga dalam waktu satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku dalam bahasa Inggris.

Baca Juga: Pengembaraan Gus Dur Menempuh Pendidikan dan Guru Pertamanya Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari (1)

Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, dia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia seperti Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov.

Gus Dur juga melahap habis beberapa karya Wiill Durant yang berjudul 'The Story of Civilazation'. Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk menggali informasi Gus Dur juga aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice of America dan BBC London.

Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai dalam Bahasa Inggris, Sumatri seorang guru SMEP yang juga anggota Partai Komunis memberi buku karya Lenin 'What is To Be Done'.

Baca Juga: 7 Karomah Gus Dur yang Dirahasiakan Sendiri Olehnya Sampai Ia Wafat

Pada saat yang sama, anak yang memasuki masa remaja ini telah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya.

Dari paparan ini tergambar dengan jelas kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur. Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegarejo Magelang Jawa Tengah.

Pesantren ini diasuh oleh KH Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh, dan guru yang dicintai. Kyai Chudhari inilah yang memperkenalkan Gus Dur dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan praktik-praktik ritual mistik.

Baca Juga: Penanggalan Juli 2022 Merujuk Kalender Jawa, Lengkap dengan Tahun dan Pasaran serta Wuku

Di bawah bimbingan kyai ini pula, Gus Dur mulai mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para wali di Jawa. Pada saat masuk ke pesantren ini, Gus Dur membawa seluruh koleksi buku-bukunya yang membuat santri-santri lain terheran-heran.

Disclamair: Portal Majalengka merangkum data dari berbagai sumber. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler