ADU KAROMAH SAKTI Dua Wali Madura, Mbah Kholil Bangkalan dan Mbah Yahya, Karomah Cucu Sunan Gunung Jati

24 Juni 2022, 10:48 WIB
ADU KAROMAH SAKTI Dua Wali Madura, Mbah Kholil Bangkalan dan Mbah Yahya, Karomah Cucu Sunan Gunung Jati /instagram.com/@ijazahdoa

PORTAL MAJALENGKA - Syaikhona Kholil Bangkalan Madura Atau kerap disapa Mbah Kholil Bangkalan masih sambung nasab dengan Sunan Gunung Jati Cirebon.

Silsilah nasab Mbah Kholil Bangkalan bersambung hingga Sunan Gunung Jati melalui jalur Sultan Hasanuddin Banten.

Mbah Kholil Bangkalan Madura juga selain dikenal alim, ia juga dikenal memiliki karomah Kesaktian yang luar biasa, dan diyakini menjadi salah satu wali yang ada di Jawa.

Baca Juga: PROTES KERAS Terhadap Mbah Kholil Bangkalan Madura, Santri Melongo Lihat Karomah Keturunan Sunan Gunung Jati

Satu kisah menarik menjadi cerita turun temurun di kalangan santri hingga saat ini tentang Mbah Kholil Bangkalan dengan sahabatnya yang sama-sama Waliyullah.

Selain Syaikhona Kholil, di Bangkalan Madura, juga terdapat Kiai se-zaman yang juga alim yaitu Syaikhona atau Mbah Yahya.

Dua waliyullah yang ada di tanah Madura ini sama-sama memiliki Karomah sakti yang luar biasa. Keduanya juga menjadi pendidik dan menelurkan karya.

Baca Juga: Keramat Sakti Mbah Kholil Turunan Sunan Gunung Jati: Pejamkan Mata Baca Ini, Lihat Apa yang Terjadi

Salah satu karya Mbah Yahya yang sampai saat ini tetap dikaji, terutama santri Madura, ialah kitab Arkan.

KH. Faroid Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Yahya Kamal, menceritakan dua tokoh Waliyullah yang bersahabat sangat dekat antara Mbah Kholil dan Mbah Yahya, keduanya memang tidak memiliki hubungan famili.

Tetapi hidup sezaman dan seperjuangan, keduanya juga sering bepergian berdua. Bila hendak bepergian, Mbah Kholil Bangkalan selalu mengajak Mbah Yahya, begitupula sebaliknya.

Soal kealiman, Mbah Kholil Bangkalan mengaku kalah dengan Mbah Yahya. Hal itu pernah disampaikan kepada santri Mbah Yahya bernama Tabri.

"Seandainya seluruh ilmu dan amalku ditukar dengan amal Kiaimu, niscaya aku masih harus nambah," cerita Kiai Faraid menirukan ucapan Mbah Kholil Bangkalan kepada Tabri.

Cucu Mbah Yahya pun bercerita tentang dua sosok wali sakti ini,

Saat itu ada seorang terjatuh dari atas pohon kelapa dan mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya.

Dia kemudian dibawa ke kediaman Mbah Kholil Bangkalan untuk diobati. Namun dari jarak 20 meter masih di halaman rumah Mbah Kholil Bangkalan sudah ada di depan rumah dengan wajah marah dengan menghunus pedang tajam.

"Mana orang yang lumpuh, saya potong sekalian kakinya" bentak Mbah Kholil Bangkalan, yang membuat takut orang yang patah tulang, dan tanpa sadar berlari kencang dan sembuh dari sakitnya.

Begitu pula dengan Mbah Yahya. Dahulu, setiap orang Madura berangkat dan pulang dari Arab saat melaksanakan ibadah haji, pasti mampir ke pesantren yang diasuh Mbah Yahya di Kamal.

Satu hari, selesai salat berjamaah Mbah Yahya menyuruh santrinya menutup lubang-lubang di tembok masjid dengan karung gula.

Santri menurut saja tanpa tahu apa tujuan perintah sang Kiai. Beberapa hari kemudian jamaah haji asal Madura datang dan mampir ke masjid yang dikelola Mbah Yahya.

Ketika ditanya, jamaah mengaku hampir celaka karena kapal yang ditumpangi mengalami kebocoran dan air laut sempat masuk ke dalam kapal.

"Untung para awak kapal menutupi lubang-lubang itu dengan karung gula," ujar Kiai Faraid menirukan pengakuan jamaah ke Mbah Yahya. Para santri baru tahu bahwa itu salah satu karomah Mbah Yahya.

Ketika akan dimakamkan saat wafat, tanah yang akan ditutup kan ke kuburan Mbah Yahya tidak cukup bahkan hingga mengambil tanah dari tempat lain, dan masih tetap tidak cukup dan terus begitu.

Sambil menangis, Mbah Kholil Bangkalan yang membacakan talqin kemudian berkata, "Rahmat Allah Jangan dihabiskan sampean saja, Kiai Yahya,"

Makam Mbah Yahya akhirnya tertutupi dengan sempurna Setelah kekurangannya ditimbun dengan pasir laut. Wallahu a'lam bishawab.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler