Pangeran Saba Kingkin dan Ayam Jelmaan Pengawal Kepercayaan Sunan Gunung Jati, Asal Usul Suku Baduy

3 Juni 2022, 15:10 WIB
Pangeran Saba Kingkin dan Ayam Jelmaan Pengawal Kepercayaan Sunan Gunung Jati, Asal Usul Suku Baduy /Youtube

PORTAL MAJALENGKA - Salah satu keturunan Sunan Gunung Jati memilih tinggal dan menetap di Banten.

Pangeran Saba Kingkin merupakan putra Sunan Gunung Jati dari istrinya Nyimas Kawunganten, yang memilih tidak ikut ke Cirebon.

Nyimas Kawunganten memiliki saudara yaitu Prabu Pucuk Umun yang merupakan keturunan Prabu Surosowan.

Baca Juga: Legenda Puser Bumi Gunung Jati, Sosok Resi Bageral Banjir dan Syekh Datuk Kahfi Guru Sunan Gunung Jati

Antara Pangeran Saba Kingkin dan Prabu Pucuk Umun masih memiliki hubungan darah, namun berbeda keyakinan yang dianutnya.

Prabu Pucuk Umun yang mewarisi tahta sang ayah menjadi Bupati di Banten, ia memeluk ajaran Sunda Wiwitan yang hanya percaya pada Sanghyang Maha Tunggal.

Sedangkan Pangeran Saba Kingkin mengikuti ajaran ayahnya Sunan Gunung Jati memeluk ajaran agama Islam dan mendakwahkannya hingga ia menjadi tenar karena kebaikannya.

Baca Juga: RAMALAN Raden Wiralodra: Indramayu Makmur Bila Ular Sebrangi Cimanuk, Kisah Murid Sunan Gunung Jati

Iri dan dengki Prabu Pucuk Umun kepada Pangeran Saba Kingkin putra Sunan Gunung Jati ini semakin menjadi karena dirinya kalah tenar dari Pangeran Saba Kingkin.

Keduanya yang masih punya hubungan darah ini terlibat bersitegang, karena rasa iri yang ada didalam hati Prabu Pucuk Umun kepada keponakannya

Pangeran Saba Kingking dalam mengajarkan Islam sangat pesat di Banten, hingga memiliki banyak pengikut.

Baca Juga: Kampung Setan dan Pasukan Prabu Siliwangi di Gunung Salak, Cerita Masyarakat Setempat

Sedangkan Prabu Pucuk Umun bersikeras untuk mempertahankan ajaran Sunda Wiwitan di Banten.

Rasa iri yang dimiliki Prabu Pucuk Umun yang semakin menjadi kepada Pangeran Saba Kingkin hingga ia menantang untuk bertarung.

Namun bukan pertarungan dirinya dengan Pangeran Saba Kingkin melainkan mengajak untuk melakukan ayam.

Menjadi taruhan besar dengan sabung ayam ini, Prabu Pucuk Umun akan berikan kekuasaannya jika ayam jagonya kalah.

Namun bila sebaliknya ayam jago Pangeran Saba Kingkin yang kalah, sang Pangeran harus tunduk pada dirinya dan tidak menyebarkan ajaran Islam lagi.

Tantangan ini pun diterima oleh Pangeran Saba Kingkin, diceritakan dengan keramat dan juga kesaktian yang dimilikinya.

Konon ayam jago milik Sultan Maulana Hasanudin adalah penjelmaan salah seorang pengawal sekaligus penasehatnya yang bernama Syekh Muhammad Sholeh.

Syekh Muhammad Sholeh yang kini makamnya bisa kita temui di Gunung santri Bojonegara.

Ia adalah murid Sunan Ampel, karena ketinggian ilmunya dan atas kehendak Allah ia mengubah dirinya menjadi ayam jago.

Adu jago pun dimulai, bukan hanya adu jago saja, Prabu Pucuk Umun ternyata telah mempersiapkan rencana jahat.

Ketika dia kalah dia akan menyerang Pangeran Saba Kingkin dengan pasukannya yang sudah dibekali senjata.

Dan benar saja ayam jago Prabu Pucuk Umun kalah, Ia semakin geram lalu kemudian Prabu Pucuk Umun menyerang Pangeran Saba Kingkin.

Namun naas pasukan Prabu Pucuk Umun kembali kalah dalam peperangan, karena keramat dan kesaktian yang dimiliki Pangeran Saba Kingkin dan para pengikutnya.

Merasa terpojok dan kalah akhirnya Prabu Pucuk Umun pergi melarikan diri ke selatan ke pedalaman Rangkas yang sekarang dikenal dengan nama suku Baduy.

Sementara itu para pengikut Prabu Pucuk Umun lainnya yang sebagian besar terdiri dari punggawa dan pendeta lantas menyatakan masuk Islam.

Atas keberhasilannya Pangeran Saba Kingkin diangkat oleh Sultan Demak sebagai Bupati Banten

Pemerintahan di Banten Girang kemudian dipindahkan ke Banten utara pulau Jawa.

Dari sinilah tangan dingin Pangeran Saba Kingkin terbukti mampu memajukan segala bidang ketika pada akhirnya Banten berubah menjadi Kesultanan.

Pangeran Saba Kingkin tetap dipertahankan dan resmi menjadi sultan pertama di Banten.

Untuk memperkuat posisi pemerintahan Pangeran Saba Kingkin membuat keraton yang diberi nama Keraton Surosowan.

Hal ini diabadikan dalam prasasti tembaga berhuruf Arab yang dibuat oleh Sultan Abdul nazar.

Dan kesultanan Banten resmi menjadi kerajaan Islam di Banten dengan nama negeri Surosowan. 

Demikianlah sejarah singkat Pangeran Saba Kingkin yang memimpin Kesultanan Banten. Ia wafat pada tahun 1570 M,di usia 91 tahun,

Pangeran Saba Kingkin dimakamkan di samping Masjid Agung Banten. Dan hingga kini banyak yang ziarahi makamnya. wallahu' 'alam bishowab.**

Disclaimer: artikel ini ditulis berdasarkan satu sumber saja, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan dengan versi lainnya.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Al Wasif

Tags

Terkini

Terpopuler