Kultum Singkat Ceramah Ramadan 1443 H: Hakikat Puasa

7 April 2022, 18:45 WIB
Ilustrasi hakikat puasa di bulan Ramadan. Salah satunya meningkatkan takwa kepada Allah SWT /

PORTAL MAJALENGKA - Artikel kali ini merupakan kultum singkat ceramah Ramadan 1443 H atau 2022 M.

Pada kesempatan kali ini kultum singkat ceramah Ramadan 1443 H akan membahas hakikat puasa.

Kultum singkat ceramah Ramadan 1443 H ini biasa digunakan pada acara-acara puasa Ramadan. Ibadah utama di bulan suci Ramadan ialah puasa, dalam rukun Islam terdapat kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat muslim.

Baca Juga: Ceramah Singkat Kultum Bulan Ramadan: Hati-hati dengan Hal yang Membuat Puasa Sia-sia

Apa hakikatnya puasa? Mungkin seperti itu pada ceramah Ramadan 1443 H kali ini.

Dalam bahasa Arab, puasa ialah ash Shiyam (الصيام) yang artinya al imsaaku anisy syai’i (الإمساك عن الشيئ) yakni menahan dari sesuatu.

Adapun, secara istilah, puasa adalah menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan dan hal-hal sejenisnya sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat memenuhi perintah dan taqarrub kepada Allah SWT.

Hakikat puasa ialah meninggalkan kemaksiatan, yang terdapat dalam sebuah hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang hakikat puasa:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ أَوْ جَهْلِ عَلَيْكَ فَقُل: إِنِّى صَائِمٌ إِنِّى صَائِمٌ

Puasa itu bukan hanya meninggalkan makan dan minum. Akan tetapi, puasa itu meninggalkan hal-hal yang sia-sia dan hal-hal keji. Jika kamu dicaci atau dicemooh orang lain, maka katakanlah, aku sedang puasa.., aku sedang puasa.” (H.R. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hiban dan Hakim).

Baca Juga: Perjalanan Sunan Gunung Jati Menuntut Ilmu di Mekah Al Mukaromah, Simak Kisahnya

Itulah hakikat puasa, bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum. Melainkan juga menahan dari segala bentuk kemaksiatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Seperti halnya Laghwun yakni segala bentuk perkataan dan perbuatan yang membuat sia-sia. Contohnya dari gurauan soal lawan jenis hingga aktivitas yang tidak ada manfaatnya.

Dan rafats yakni merupakan perkataan keji yang menjurus pada syahwat. Atau istilah lain dari pornografi.

Serta pada hakikat puasa mampu mengelola emosi atau hawa nafsu, sehingga tidak mudah marah dan terprovokasi.

Baca Juga: Muntah Saat Puasa Ramadan Batal Tidak? Buya Yahya Menjelaskan Hukumnya

Bahkan apabila ada orang yang mencaci maki atau membully, cukup respon dengan kalimat “Aku sedang berpuasa”.

Hakikat puasa juga dapat meninggalkan kebohongan dan kezaliman. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya). (HR. Bukhari).

Baca Juga: Polisi Jelaskan Tersangka Wiky Mandara Nurhalim, Ternyata Admin Kasus Binomo yang Menjerat Indra Kenz

Memang betul, berbohong tidak membatalkan puasa, akan tetapi hakikatnya dia bukanlah orang puasa. Apabila melakukan pahalanya berkurang, bahkan hangus sama sekali meskipun tidak makan dan minum sehari.

Contohnya sumpah palsu, menipu orang, mencuri dan korupsi. Apabila, smakin besar dampak negatif yang timbul, semakin jauh ia dari hakikat puasa.

Hakikat puasa terakhir, membentuk Taqwa seseorang. Seperti dalam firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).

Baca Juga: Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Menyebarkan Ajaran Agama Islam di Tatar Pasundan.

Maka apabila orang yang benar-benar berpuasa, dia akan semakin taat terhadap perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: bersamadakwah.net

Tags

Terkini

Terpopuler