Jalur alternatif yang dilewati bus tersebut memiliki lebar sekitar enam meter dan tidak seharusnya digunakan oleh kendaraan sejenis bus besar.
Dia menduga sopir bus tidak mengenali kontur dan kesempitan jalur akan dilaluinya itu sehingga tetap melanjutkan perjalanan saat melewatinya.
Baca Juga: Pemerintah Dalami Isu Sindikat Internasional Pemalsu Vaksin COVID-19
Sopir itu, kata dia, diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.
"Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini," kata Hery.***