INILAH SOSOK DEWI RARA SANTANG, Ibu Sunan Gunung Jati dan Pewaris Tahta Raja Prabu Siliwangi

16 Maret 2022, 13:20 WIB
Gambar ilustrasi. Dewi Rara Santang ibunda Sunan Gunung Jati /Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA- Siapa yang tak kenal dengan Prabu Siliwangi, beliau merupakan ayah dari Rara Santang.

Rara Santang ialah ibu dari Sunan Gunung Jati yang mewarisi Tahta Padjajaran. 

Portal Majalengka akan memberikan referensi data tentang Rara Santang orang tua Sunan Gunung Jati yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi.

Ia dikenal sebagai Dewi Rara Santang yang lahir pada tahun 1427 masehi, beliau merupakan anak kedua Prabu Siliwangi (Sribaduga Maharaja) Raja Kerajaan Pajajaran dari istrinya Ratu Subang Larang.

Sejak kecil beliau sudah memeluk Agama Islam mengikuti agama ibundanya, meskipun pada waktu itu ayah dan saudara-saudara tirinya memeluk Agama Hindu-Budha. 

Masa kanak-kanak Dewi Rara Santang dihabiskan di Istana Galuh Kawali, akan tetapi setelah ayahnya diangkat menjadi Raja seluruh tanah Sunda, beliau kemudian hijrah ke Istana baru Kerajaan Pajajaran di Pakwan.

Istana baru tersebut dikenal dalam sejarah dengan nama Istana Sang Bhima Narayan.

Setelah kewafatan ibundanya, Dewi Rara Santang memilih keluar Istana menyusul kakaknya Pangeran Walangsungsang (Cakrabuana) mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya untuk belajar agama Islam.

Sementara dalam versi lain, sebagaimana yang dikisahkan naskah Mertasinga keluarnya Walangsungsang dan Rara Santang dari Istana karena keduanya sakit hati.

Mengingat ibunya diasingkan ke Banten hanya karena mengamalkan ajaran Islam di Istana Pajajaran, menurut versi ini di Istana Pajajaran tidak boleh mengamalkan ajaran Islam.

Pada sekitar tahun 1443 beliau kemudian menjalankan ibadah haji bersama kakanya ke tanah suci, di tempat itu Rara Santang bertemu dengan jodohnya.

Disana beliau dinikahi oleh penguasa Mesir yang dalam catatan naskahnaskah babad bernama Sultan Hud. Setelah menikah Rara Santang diubah namanya menjadi Syarifah Mudai’m.

Pernikahaan Dewi Rara Santang dengan Sultan Hud dikarunia dua anak laki-laki, anak pertama diberi nama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang belakangan menjadi Raja di Cirebon sementara anak keduanya diberi nama Syarif  Nurullah. 

Mengutip dari apa yang tertulis di Kitab Purwaka Caruban Nagari yang mana dituliskan dengan aksara Jawa dan dicampur dengan bahasa Kawi Cirebon. 

Setelah itu, mereka berdua menuntut ilmu kepada Syekh Nurjati Cirebon dan kemudian diperintahkan untuk menunaikan Haji ke di Makkah.

Kemudian saat menuntut ilmu dan pergi haji tersebut, sang Sultan Abdullah melamar Ratu Mas Rarasantang untuk dipersunting.

Kemudian Rarasantang pun menerima ajakan Sultan Abdullah untuk menikah, disini Pangeran Cakrabuana menjadi wali untuk mereka berdua.

Pernikahan antara keduanya berlangsung dengan cara Mahdzab Imam Syafi’i di Mesir.

Pangeran Cakrabuana memang sempat tinggal di Mesir dengan Rarasantang selama enam bulan, kemudian ia kembali ke Jawa.

Rarasantang hidup dengan bahagia bersama Sultan Abdullah di Mesir, kemudian setelah itu ia berubah nama menjadi Syarifah Muda’im.

Kemudian tidak lama kemudian ia mengandung bayi pertamanya, dan melahirkan anaknya di Makkah saat sedang berziarah. Anak pertamanya adalah seorang putra bernama Syarif Hidayatullah.

Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati tumbuh menjadi anak laki-laki yang cerdas serta kritis.

Ia di didik dengan baik oleh kedua orang tuanya di kota suci tersebut. Kemudian saat usia beliau masih belia, berita duka datang karena ayahandanya meninggal dunia.

Meninggalnya Sultan Abdullah menyebabkan Sunan tersebut diasuh seorang diri oleh ibunya.

Meskipun diasuh seorang diri oleh ibunya, Nyai Rarasantang mendidiknya dengan baik. Beliau dibesarkan dengan cinta kasih seorang ibu dan juga berdasarkan ajaran agama Islam yang juga kental di daerah Timur Tengah.

Raden Syarif Hidayatullah tumbuh menjadi anak yang memiliki minat tinggi terhadap ilmu agama Islam.

Beliau banyak berguru dengan beberapa syekh yang terdapat di Timur Tengah, kemudian akhirnya di tahun 1470 beliau akhirnya berangkat ke pulau asal ibunya untuk melakukan dakwah dan penyebaran agama Islam. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler