Kendati demikian Grover Cleveland mencalonkan diri kembali empat tahun kemudian, dan akhirnya berhasil memenangkan Pemilu AS.
Selain itu, hal serupa juga pernah terjadi pada John Quincy Adams dan Rutherford B Hayes dalam Pemilu AS pada tahun 1824 dan 1876.
Baca Juga: Iran : Biden Bisa Tebus Kesalahan Trump
Electoral College atau Pemilihan Elektoral merupakan sistem Pemilu AS dimana kandidat harus melakukan strategi kampanye dengan menargetkan negara bagian yang dapat membantu mereka mencapai 270 suara dari keseluruhan 538.
Tidak seperti pemilu di Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden AS tidak dipilih langsung oleh rakyat, melainkan oleh elector atau penerima mandat partai.
Dengan begitu Electoral College merupakan hasil kompromi konstitusional yang menggabungkan suara paling banyak dan juga Kongres, yakni DPR dan Senat.
Baca Juga: Aa Gatot Brajamusti Mengidap Hipertensi dan Stroke
Jumlah suara yang penting dalam sistem Electoral College adalah 270, dengan elector di setiap negara bagian ditentukan oleh jumlah dari Kongres yang mencapai 538 secara keseluruhan.
Dilansir dari The New York Times, Profesor Profesor Hukum dan Ilmu Politik di Universitas Yale, Akhil Reed Amar menyamakan sistem Electoral College ini dengan dengan permainan tenis.
"(Electoral College) adalah seberapa banyak set yang Anda menangkan, bukan berapa banyak permainan atau poin yang Anda menangkan. Anda harus memenangkan set, dan dalam sistem kami, Anda harus memenangkan negara bagian," kata Profesor Amar.