Ini 3 Mitos Vaksin Covid-19 yang Tersebar di Media Sosial, Cek Faktanya

10 September 2021, 16:19 WIB
Ini 3 Mitos Vaksin yang Tersebar di Media Sosial, Cek Faktanya /Pixabay.com/torstensimon

PORTAL MAJALENGKA -- Kemajuan teknologi informasi dibarengi dengan membanjirnya informasi dari berbagai arah. Sayang, banyak di antaranya merupakan informasi menyimpang yang belum dikonfirmasi kebenarannya, sehingga menjadi hoax dan memperbanyak mitos.

Banyak mitos vaksin Covid-19 juga ramai tersebar melalui berbagai aplikasi media sosial. Tidak sedikit masyarakat yang tidak percaya mitos melalui media sosial, namun justru terpengaruh.

Tingkat keterpengaruhan masyarakat terhadap mitos vaksin Covid-19 yang beredar melalui media sosial disebabkan tidak berdisiplin mengecek kompetensi sumber. Selain itu kurang bergairah mengecek kebenaran mitos dengan membandingkan informasi tentang vaksin Covid-19 melalui sumber yang dapat dipercaya.

Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik e-KTP Dapat Jatah Bansos Rp600 Ribu, Tautannya Berpotensi Scam

Pemerintah menyediakan banyak informasi yang dapat diakses masyarakat untuk mengecek kebenaran suatu informasi yang dibagikan melalui media sosial.

Setiap kementerian menyediakan saluran informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tak kenal lelah pemerintah pun sering mengingatkan agar masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang tidak memiliki sumber berkompeten.

Baca Juga: Cek Fakta: Air Nanas Panas Dapat Membunuh Sel Kanker

Masyarakat juga sering diserukan untuk memperoleh informasi dari sumber pemberitaan yang memiliki mekanisme pengecekan bertingkat, untuk memastikan kebenaran informasi.

Dilansir dari portal Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), setidaknya terdapat tiga mitos tentang vaksin Covid-19 yang kerap beredar melalui media sosial.

Berikut mitos-mitos seputar vaksin Covid-19 versi Kemenpan RB:

Baca Juga: Cek Fakta, Awas Beredar Hoax Bantuan Rp600 Ribu yang Sediakan Link Scam untuk Dapatkan Data Pribadi

1. Menimbulkan kemandulan

Pernah beredar informasi melalui media sosial yang mengklaim vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan.

Faktanya menurut Dr. Katherine O'Brien, ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus, menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 tidak menyebabkan kemandulan.

Dalam sesi wawancara Episode 24 tentang Vaccine myths vs science bersama World Health Organization (WHO), Kate dengan tegas menyatakan rumor vaksin memicu kehamilan sangat tidak benar.

Baca Juga: Cek Fakta: Vaksin Sebabkan Kematian dalam Dua Tahun

"Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan,” katanya.

2. Mengubah DNA

Deoxyribonucleic Acid (DNA) adalah materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang. Dalam informasi yang diedarkan media sosial disebutkan, DNA mengalami perubahan setelah tubuh kemasukan vaksin Covid-19.

Faktanya, masih menurut Kate yang juga ahli epidemiologi dan dokter penyakit menular, DNA tak mungkin diubah oleh vaksin.

Baca Juga: Cek Fakta, Sule Dikabarkan Meninggal Dunia Beredar di Media Sosial

Vaksin bekerja dengan menginstruksikan tubuh untuk membuat protein, dan hal itu sama sekali tidak memengaruhi DNA.

3. Mengandung bahan kimia yang berbahaya

Mitos ketiga ini sangat berpengaruh sehingga membuat banyak orang tidak mau divaksinasi Covid-19. Karena diinformasikan vaksin mengandung bahan kimia yang membahayakan masyarakat.

Dr. Katherine O'Brien menegaskan bahwa itu merupakan mitos besar yang tidak boleh dipercayai. Sebab semua vaksin telah melalui uji klinis berkali-kali, pengecekan dan pengujian bertingkat oleh para ahli. Sehingga vaksin dipastikan aman.

Baca Juga: Ikatan Cinta 10 September 2021: Kejahatan Aldebaran Terungkap, Ini Daftar Perbuatannya Menyakiti Andin

Sebelum disuntikkan kepada manusia, vaksin dalam rangkaian pengujian telah disuntikkan ke hewan yang kemudian diamati secara teliti akibat-akibatnya.

Selain itu sebelum dimasyarakatkan, vaksin terlebih dahulu diujikan ke ribuan manusia dan diteliti serta dipelajari reaksi-reaksinya.

"Sebelum diberikan kepada manusia, mereka diuji pada hewan dan diuji untuk masalah apa pun pada hewan. Dan baru kemudian mereka masuk ke manusia di mana kami menguji dalam uji klinis dengan puluhan ribu orang akhirnya menerima vaksin sebelum mereka diizinkan untuk digunakan di masyarakat umum,” papar Kate.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 10 September 2021: Libra Penghasilan Cukup, Scorpio dan Sagitarius Atur Waktu Kerja

Keamanan terhadap manusia adalah soal terpenting yang diamati dalam uji klinis. Karena itu setiap vaksin telah melalui evaluasi ketat yang berulangkali.

Diharapkan semua pihak mendukung program vaksinasi Covid-19 secara nasional sebagai langkah paling masuk akal untuk mencegah masyarakat dari paparan pandemi mematikan.

Hoaks dan mitos seputar vaksin Covid-19 hanya akan membuat masyarakat tidak mau disuntik vaksin. Dan, justru karena itu membuat masyarakat rentan dari penularan Covid-19 yang berbahaya bahkan mematikan.

Baca Juga: Sinopsis Film Suzzana: Santet 1 Ilmu Pelebur Nyawa ANTV Malam Ini Jumat 10 September 2021

Jika setidaknya 70 persen penduduk di suatu populasi sudah divaksin maka bisa tercapai kekebalan kelompok (herd immunity). Itu pula tujuan vaksinasi nasional.***

Editor: Husain Ali

Sumber: menpan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler