Pasalnya keledai inilah satu-satunya kenangan yang membuat dirinya selalu teringat akan sahabatnya.
Abu Nawas memperlakukan si keledai dengan sepenuh hati layaknya ia memperlakukan sahabatnya yang telah meninggal itu.
Baca Juga: Prajurit Mataram Siapkan Logistik Penyerbuan dan Menjadi Asal-usul Desa Cikasarung Majalengka
Tidak berselang lama Abu Nawas kembali dirundung duka, keledai pemberian sahabatnya juga ikut mati, ia pun lalu menguburkannya di kampung sahabatnya yang telah meninggal.
Setelah selesak mengubur Abu Nawas bersimpuh di pusara sambil meratapi keledainya untuk beberapa lama.
Abu Nawas terlihat khusus berdoa dengan bercucuran air mata, di saat situasi demikian lewatlah rombongan warga melintas di tempat itu.
Baca Juga: Jarang Diketahui! Inilah Rahasia Besar Gus Dur Dengan Mbah Maimun
Mereka berpikir pasti yang dimakam tersebut adalah makam orang suci, sebab Abu Nawas yang terkenal alim dan pintar saja sampai rela datang ke kampung mereka hanya untuk menziarahi makam itu.
Terlebih ketika mereka melihat Abu Nawas tampak sedih sampai sebegitunya meratapi kepergian orang di makam itu.
Rombongan warga ini lalu berhenti dan ikut berdoa di makam tersebut, ada yang minta keberkahan ada pula yang berdoa agar hajatnya terkabul.