Network
PORTAL MAJALENGKA - Abu Nawas merupakan tokoh sufi juga penyair kenamaan yang cerdik dan cerdas. Ia hidup sezaman dengan Raja Harun Al Rasyid.
Abu Nawas yang bernama lengkap Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami juga merupakan penasihat Raja Harun Al Rasyid.
Meskipun tingkahnya yang jenaka, tapi kecerdasan dan kecerdikan Abu Nawas selalu membuat Raja Harun Al Rasyid kagum.
Baca Juga: Cuitan Konsumen Komplain ke Es Teh Indonesia Dibalas Somasi, Trending di Twitter
Suatu hari, Abu Nawas akan pergi ke warung untuk memesan teh hangat.
Di warung itu ternyata kawan-kawannya sudah lebih dulu datang dan mereka memang sedang menunggu kedatangan Abu Nawas.
Setelah mereka berbincang lama, kawan-kawan Abu Nawas memberi tantangan yang tak masuk akal kepada Abu Nawas.
Baca Juga: Fakta Lain Laga Timnas Indonesia vs Curacao pada FIFA Matchday, Shin Tae-yong Teror Elkan Baggott
Tantangan itu adalah Abu Nawas diminta untuk memberikan pantatnya kepada Raja Harun Al-Rasyid, dimana hal itu pasti akan membuat Raja sangat marah.
"Wahai Abu Nawas, kami tahu engkau selalu lepas dari perangkap-perangkap yang dirancang baginda Raja lakukan. Tapi kali ini kami yakin pasti engkau akan dihukum Raja bila Engkau berani melakukan tantangan dari kami," kata salah satu kawannya itu.
"Apa yang harus aku takutkan, tidak ada satupun yang harus ditakuti kecuali Allah SWT,"" jawab Abu Nawas,"
"Engkau tahu kan, selama ini belum pernah ada seorang lun di negeri ini yang berani memantati Raja Harun Al-Rasyid" lanjut kawannya itu.
"Memang benar tindakan itu jelas melecehkan Raja"," jawab Abu Nawas.
"Kalau begitu, beranikah engkau memantati Raja, tapi harus pula membuatnya tertawa," tantang kawannya.
Baca Juga: Mbah Ngompak, Seorang Kyai yang Baik Hati Korban Kekejaman PKI di Ngawi
"Tentu aku berani, karena aku hanya takut kepada Allah. Lalu apa hadiah yang bisa aku dapat jika aku melakukannya" tanya Abu Nawas.
"Seratus keping uang emas," tegas kawan-kawan Abu Nawas.
Setelah itu, Abu Nawas mencari cara dan berpikir bagaimana agar dirinya dapat memantati Taja dan membuatnya tertawa.
Selang beberapa hari, Raja Harun Al-Rasyid membuat suatu acara yang mengundang berbagai tamu-tamu termasuk diantaranya adalah Abu Nawas.
Pada Saat itulah kawan-kawan Abu Nawas menantikan kedatangan dan bersiap melihat kekalahan Abu Nawas.
Ketika para tamu undangan telah hadir, Abu Nawas belum juga terlihat oleh kawan-kawannya.
Baca Juga: Kisah Abu Nawas Lebih Sedih Ditinggal Mati Keledainya daripada Istrinya, Begini Alasannya
Ternyata Abu Nawas datang terlambat dan duduk di barisan belakang tanpa alas karpet seperti halnya tamu undangan lain.
Setelah acara selesai Raja Harun Al-Rasyid baru sadar bahwa Abu Nawas duduk tidak di atas karpet tetapi di lantai, Sang Raja yang heran lalu bertanya
"Wahai Abu Nawas, mengapa engkau duduk di atas karpet,"
Baca Juga: Rapor Timnas Indonesia saat Mengalahkan Curacao pada FIFA Matchday
"Yg mulia hamba haturkan terima kasih atas perhatian Baginda, tapi hamba sudah merasa cukup bahagia duduk di sini" jawab Abu Nawas.
"Jangan begitu majulah dan duduk di atas karpet pakaianmu kotor" lanjut sang Raja.
"Ampun Yang Mulia tapi sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet" jawab Abu Nawas.
Dengan apa yang dilakukan Abu Nawas pun semakin membuat Baginda Raja bingung.
Baca Juga: Rataan Skuad Timnas Indonesia Semakin Muda Usai STY Orbitkan Pemain 19 Tahun Berikut
"Karpet mana yang engkau maksud wahai Abu Nawas, sejak tadi aku belum melihat engkau membawa karpet" tanya Baginda yang masih kebingungan.
"Baiklah baiklah yang mulia, jika engkau ingin tahu maka aku akan menunjukkan karpet itu" jawab Abu Nawas.
Setelah Abu Nawas mendekati Baginda Raja, Ia pun langsung menungging dan memantati Raja sambil menunjukkan potongan karpet kecil yang menempel di pantatnya.
Baca Juga: Masih Bisa Diakses Berikut Link Tes Ujian IQ Paling Akurat, Cari Tahu Seberapa Cerdasnya Kamu
Raja Harun Al- Rasyid yang melihat langsung karpet kecil itu dipantat Abu Nawas.
Baginda Raja pun taj kuasa menahan tawanya. Begitupun kawan-kawan Abu Nawas yang juga melihat kejadian itu akhirnya harus merelakan ratusan keping uang emas untuk diserahkan kepada Abu Nawas.
Itulah kisah Abu Nawas dengan tingkah laku lucunya dan juga dengan kecerdikan yang ia miliki sehingga Ia selalu membuat Raja kagum dan bahagia.***
