Dengan perhitungan masa panen hingga Juni 2021, stok beras diperkirakan tahun depan mencapai 27 juta ton.
Di sisi lain, MT I Oktober 2020-Maret 2021 ini dihadapi dengan tantangan fenomena alam La Nina yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor di lahan pertanian.
Baca Juga: Libur Panjang, Ini 9 Destinasi Wisata di Majalengka yang Layak Dikunjungi
Syahrul menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan antisipasi dan mitigasi, salah satunya dengan melakukan pemetaan wilayah rawan banjir, membentuk satuan brigade tanam, banjir dan hama, serta mengoptimalkan pompanisasi.
Adapun wilayah andalan target produksi beras yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Utara.
Baca Juga: Jokowi-Maruf Amin Diminta Siapkan Nama-nama Pengganti Menteri di Kabinet Indonesia Maju
Untuk luas tanam mencapai 8,2 juta hektare, Kementan telah mempersiapkan benih sebanyak 205.000 ton dengan varietas tahan genangan, seperti Inpari 1-10, Inpari 29 dan Ciherang.
“Di saat pelemahan ekonomi terus menurun, mungkin sampai dua tahun kondisi ini masih akan kita hadapi. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan kembali pertanian kita,” kata Syahrul. ***