Harapkan PUSPA Jadi Solusi Covid-19

- 9 Februari 2021, 08:00 WIB
Desi Nurjanah
Desi Nurjanah /


Oleh : Desi Nurjanah, S.Si

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat akan memaksimalkan pelayanan, peran dan fungsi dari Puskesmas bagi para pasien Covid-19 di berbagai wilayah di Jawa Barat melalui program Puspa atau Puskesmas Terpadu dan Juara.

Program Puspa diyakini dapat menjadi kunci untuk memperkuat peran Puskesmas dalam Penanganan Covid-19.

Pemerintah akan menyiapkan sekitar seratus Puskesmas yang tersebar di dua belas daerah, seperti Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Kerawang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung Barat.

Baca Juga: Polri Ungkapan Kronologi Meninggalnya Ustadz Maaher di Rutan Bareskim Polri

Jika dibandingkan antara fasilitas Puskesmas dengan fasilitas rumah sakit masih sangat jauh baik dilihat dari segi alat kesehatan, pelayanan, peran, fungsi, SDM, dll. Maka, ada tiga kategori yang akan ditingkatkan yaitu pelayanan, peran dan fungsi dari Puskesmas.

Padahal masih banyak rumah sakit yang masih kekurangan fasilitas kesehatan hingga tidak sedikit dari pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Apalagi jika pasien Covid-19 dialihkan ke Puskesmas dengan fakta fasilitasnya lebih minim dari rumah sakit. Maka, pengalihan ini dinilai masih kurang efektif.

Baca Juga: Terjebak Banjir di Dalam Rumah, Seorang Gadis di Pamanukan Subang Menangis Minta Tolong

Pengalihan pasien Covid-19 dari rumah sakit ke Puskesmas merupakan salah satu tanda bahwa pemerintah kewalahan dengan banyaknya pasien Covid-19 yang terus meningkat sehingga rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien.

Berawal dari salahnya kebijakan yang diterapkan oleh sistem demokrasi kapitalis sehingga Covid-19 terus bertambah karena pemerintah tidak berani melakukan lockdown.

Padahal sebagian besar negara didunia melakukan lockdown, disusul new normal dan PPKM semua tidak mampu menekan penyebaran Covid-19 sehingga dinilai tidak serius dalam menangani pandemi karena takut akan keruntuhan ekonomi negeri.

Baca Juga: Jelang Lawan Barcelona, France Football Pajang Foto Messi Berseragam PSG

Begitulah sebuah negara yang dibangun dengan menggunakan asas kapitalisme lebih mengutamakan ekonomi dibanding nyawa rakyat.

Jika bercermin pada Islam bagaimana menangani permasalahan pandemi yang terjadi di masyarakat.

Maka, akan didapati bahwasannya Islam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan maksimal terlebih pelayanan kesehatan di rumah sakit bahkan rumah sakit terbaik di Baghdad pada saaat itu memiliki fasilitas super lengkap hingga terdapat perpustakaan di dalam rumah sakit.

Baca Juga: Imbas Banjir di Indramayu, Stasiun Terisi Jadi Tempat Pengungsian Warga

Bahkan, orang yang tidak sakit pun ingin sakit sampai berpura-pura sakit agar dapat merasakan pelayanan dalam Islam.

Karena, Islam memberikan fasilitas kesehatan dengan gratis bahkan orang yang selama sakit tidak mampu bekerja akan diberi uang berupa dinar dan dirham untuk mencukupi kehidupannya.

Begitulah pengurusan urusan masyarakat yang dilakukan oleh negara melalui institusi bernama Khilafah yang berlandaskan asas Islam bukan ekonomi (uang) seperti sistem saat ini.

Baca Juga: 2 Rumah Warga Kamarung Subang Hanyut Diterjang Banjir Bandang, Puluhan Lainnya Terendam

Jadi, istilah rumah sakit kewalahan tidak pernah ada dalam Islam. Karena, Islam mencegah mulai dari sumber penyebaran seperti kebijakan lockdown, tracing, protokol kesehatan dll.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah