Muhammadiyah menentukan awal bulan dengan metode Hisab. Sementara pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode Rukyatul Hilal.
Berkenaan dengan adanya perbedaan ini, Pemerintah mengimbau masyarakat dan para pemuka agama untuk memaklumi dan tidak mempersoalkan. Harus tetap saling menghargai.
Dalam hal ini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak seluruh pihak untuk senantiasa menjadikan sikap toleransi terhadap perbedaan pendapat sebagai ruh dan spirit dalam kehidupan keberagamaan sehari-hari.
Baca Juga: TOK! Sidang Isbat Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1444 H Jatuh Pada Sabtu 22 April 2023
Menurut menag, perbedaan ini merupakan wujud gerakan moderasi beragama yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.
Menanggapi perbedaan dalam penetapan perayaan ini ada baiknya kita tengok Alquran Surat Al Hujurat ayat 10 berikut:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Latin: Innamal mu'minuuna khwatun fa aslikhuu baina akhawaikum wat taqullaaha la'allakum turhamuun