Syahwat yang merupakan jalan masuk setan, menjadi semakin sulit untuk dilalui dan gerak merekapun tidak sebebas seperti ketika orang dalam kondisi kenyang. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits berikut :
قال صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ فَضَيِّقُوْا مَجَارِيَهُ بِالجُوْعِ
Artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh, setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran darah. Oleh karena itu, hendaklah kalian mempersempit aliran darah itu dengan rasa lapar,’ (HR. Muttafaq alaihi),” (Al-Ghazali, 2018 M: I/293).
Ketika puasa pintu masuk setan ke dalam diri seseorang menjadi tertutup, syahwat menjadi terkendali. tidak liar dan bahkan mencelakakan seseorang dalam kemaksiatan dan kerugian besar.
Dengan puasa keimanan seseorang akan bertambah, semakin menyadari akan ketidakberdayyaannya sebagai hamba yang selalu bergantung pada kasih sayang dan kemurahan-Nya.
Di sinilah puasa akan menjadikan seseorang mulia, karena dapat membebaskan dirinya dari mualihat setan yang membuat manusia celaka dan masuk neraka.
Baca Juga: Jejak Syarif Nurullah Adik Kandung Sunan Gunung Jati