Di dalam pencarian itu abah Wirya merasa terpanggil untuk melakukan pertapaan di sebuah air terjun, yang ditemuinya tidak hanya melakukan tarekat dirinya juga bergaul dengan masyarakat dan mengajarkan cara membuat Gula merah.
Karena jasanya tersebut masyarakat pun belakangan memanggilnya Abah Wirya sebagai tanda kehormatan.
Baca Juga: ASAL-USUL SUKU BADUY Banten, Bukan Keturunan Prabu Siliwangi, Ini Sanggahan Kokolot Suku Baduy
Hari demi hari hingga tahun Abah Wirya tetap melakukan aktivitas bersama penduduk sekitar.
Namun karena panggilan batin yang dirasanya datang lagi, Abah Wirya kembali melakukan pertapaan di dalam Goa yang terdapat di balik air terjun.
Masyarakat yang merasa kehilangan seorang tokoh pemimpin mulai resah, karena Abah Wirya tidak segera kembali dari tarekatnya.
Baca Juga: ADA RAJA JIN di Batu Bleneng Jalan Tol Cipali Cirebon, Berikut Faktanya
Warga mulai mencari menuju air terjun, namun wujud Abah Wirya Yang dicari tidak juga ditemukan.
Hilangnya Abah Wirya beriringan dengan suara kodok atau bangkong dalam bahasa Sunda yang selalu terdengar di sekeliling air terjun.
Dugaan muncul bahwa Abah Wirya hilang karena ilmunya telah sempurna dan menjelma menjadi seekor kodok atau bangkong.