Kedatangan Sunan Gunung Jati disambut baik oleh Adipati Banten. Bahkan ia dijodohkan dengan puteri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten.
Dari perkawinannya inilah kemudian Sunan Gunung Jati dikaruniai dua orang putera yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking.
Dalam menyebarkan agama Islam di tanah jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tidak bekerja sendirian.
Sunan Gunung Jati sering bermusyawarah dengan anggota para wali lainnya di mesjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdirinya mesjid Demak.
Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para wali lainnya ini akhirnya Sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memploklamirkan diri sebagai raja yang pertama dengan gelar Sultan.
Baca Juga: Keramat Wali Allah, Kisah Kyai Idris Kamali dan Misteri Duit di Bawah Kasur
Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh.
Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makin bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati.
Daerah-daerah lain seperti: Surakanta, Japura, Wanagiri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri menjadi wilayah Keslutanan Cirebon.***