Syekh Siti Jenar Dihukum Mati dengan Pusaka Sakti Khanta Naga Milik Sunan Gunung Jati

- 12 Mei 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Syekh Siti Jenar. Syekh Siti Jenar Dihukum Mati dengan Pusaka Sakti Khanta Naga Milik Sunan Gunung Jati
Ilustrasi Syekh Siti Jenar. Syekh Siti Jenar Dihukum Mati dengan Pusaka Sakti Khanta Naga Milik Sunan Gunung Jati /Gurauanwarga/

PORTAL MAJALENGKA - Dikisahkan Syekh Siti Jenar akhirnya divonis hukuman mati oleh para wali dengan menggunakan pusaka sakti milik Sunan Gunung Jati.

Keris pusaka sakti milik Sunan Gunung Jati yaitu berupa sebilah keris yang diberi nama Keris Khanta Naga.

Sunan Giri pun pada akhirnya meminjam Pusaka Sakti Khanta Naga milik Sunan Gunung Jati untuk menghukum Syekh Siti Jenar.

Baca Juga: Syekh Magelung Sakti dan Nyimas Gandasari, Sepasang Panglima Perang Maha Sakti Sunan Gunung Jati

Sunan Giri memakai keris Pusaka Khanta Naga milik Sunan Gunung Jati untuk menghukum mati Syekh Siti Jenar.

Dikutip Portal Majalengka dari Atlas Walisongo Karya Agus Sunyoto, tentang Syekh Siti Jenar yang dihukum mati oleh Walisongo.

Di dalam Babad Purwaredja dan Serat Niti Mani, Syekh Lemah Abang atau Syekh Siti Jenar dikisahkan dihukum mati.

Baca Juga: Ketua Umum PSSI Yakin Timnas Indonesia U23 Menang Lawan Vietnam di SEA Games 2022

Hal ini dikarenakan Syekh Siti Jenar yang menyebarkan ajaran sasahidan atau Manunggaling Kawula Gusti.

Dalam Babad Tjerbon, dikisahkan Syaikh Lemah Abang dihukum mati oleh Sunan Kudus dengan keris Khanta Naga, yang dipinjam dari Sunan Gunung Jati.

Sementara itu, dalam Serat Siti Djenar (1922), diungkapkan bahwa Syaikh Lemah Abang dihukum mati bukan karena ajaran Manunggaling Kawula Gusti yang dianggap sesat.

Baca Juga: Raffi Ahmad Datangi Polda Metro Jaya Terkait Pencatutan Nama oleh Medina Zein? Begini Jawabannya

Melainkan Syekh Siti Jenar dihukum mati lantaran kesalahannya mengajarkan ajaran yang dianggap rahasia kepada masyarakat umum secara terbuka.

Sebagaimana diungkapkan dalam dialog antara Syaikh Lemah Abang dengan Sunan Giri dalam Serat Siti Djenar yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sebagai berikut.

Syaikh Siti Jenar berujar,

“Untuk apa kita membuat bingung, mempersulit ilmu.” ucap Syekh Siti Jenar

Baca Juga: UPDATE Perolehan Medali SEA Games 2022 Vietnam, Indonesia Peringkat Ketiga

Sunan Giri lantas menyela,

“Benar apa yang telah Anda katakan, tetapi itu merupakan kesalahan yang lebih besar, karena telah berani membuka ilmu rahasia dengan tidak sepantasnya.

Hakikat Tuhan diajarkan langsung tanpa ditutup-tutupi. Itu tindakan kurang bijaksana.

Seharusnya ilmu itu hanya diberikan kepada mereka yang telah matang ilmunya dan tidak kepada setiap orang" Sunan Giri menimpali.

Baca Juga: WOW Gaji Per Pekan Rp6,7 Miliar, Bintang Norwegia Erling Haaland Sepakat Gabung Manchester City

Para wali tidak menemukan kesalahan teologi dalam ajaran Sasahidan atau Manunggaling Kawula Gusti yang diajarkan Syaikh Siti Jenar.

Dasar ajaran sasahidan itu tampaknya berkaitan dengan ajaran tasawuf Al-Hallaj dan Ibnu Araby,

Ajaran ini didasarkan pada keyakinan bahwa di dalam diri manusia sebagai ciptaan (khalq), tersembunyi anasir Yang Ilahi (Haqq).

Ajaran itu didasarkan pada dalil yang menyatakan bahwa:

Baca Juga: Pasar Ciputat Kebakaran, Asap Membumbung Tinggi, Puluhan Lapak Pedagang Hangus

"Allah telah “meniupkan” (nafakhtu) sebagian ruh-Nya (rûhi) ke dalam diri manusia pertama (Adam) yang dicipta dari tanah". (QS. Shâd [38]: 72).

Ruh Ilahi di dalam diri Adam itulah yang dalam tasawuf, yang diajarkan Syaikh Lemah Abang disebut sebagai Rûh al-Haqq,

Ruh al-Haqq inilah yang menjadi penyebab seluruh malaikat bersujud kepada Adam, itulah kisah saat Syekh Siti Jenar hendak dihukum mati oleh para wali. Wallahu a'lam bishawab.***

Disclaimer: sejarah memiliki banyak versi yang berbeda, tidak menutup kemungkinan dalam artikel ini banyak perbedaan dengan sumber yang berbeda.

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Atlas Walisongo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah