PORTAL MAJALENGKA – Cirebon merupakan daerah yang terletak di sebelah utara pesisir pantai Jawa. Pada masa kejayaannya saat kepemimpinan Sunan Gunung Jati memiliki pengaruh menyebar hampir di seluruh area barat pulau Jawa.
Sebagai catatan, nama Syarif Hidayatullah wali bergelar Sunan Gunung Jati asal Cirebon kemudian diabadikan sebagai nama universitas di Selatan Jakarta.
Selain itu, nama Jayakarta juga tak lepas dari pengaruh besar Sunan Gunung Jati Cirebon di wilayah yang dulu terkenal dengan nama Sunda Kelapa. Di titik ini, sejarah Cirebon lebih panjang dari Jakarta sebagai kota kecil di pesisir pantai Jawa.
Baca Juga: Rahasia di Balik Keramik-keramik Kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Ada Cerita Cinta Putri Ong Tien Nio
Sejarah awal berdirinya Cirebon tak lepas dari peran salah satu Walisongo, yaitu Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Ia meneruskan kekuasaan dari pamannya, Pangeran Cakrabuana.
Latar belakang Sunan Gunung jati atau Syarif Hidayatullah sendiri merupakan keturunan dari Prabu Siliwangi dari darah ibunya, Nyi Rara Santang dan seorang pembesar Mesir, dari darah ayahnya Syarif Abdullah Umdatuddin.
Pada perkembangannya Sunan Gunung Jati kemudian menikah dengan putri kaisar China di masa Dinasti Ming, Ong Tien Nio. Ia juga menikahi cucu dari Raja Majapahit Sri Angerehrah, Rara Tepasan.
Baca Juga: RAHASIA Kenapa Makam Sunan Gunung Jati Dikunci, 4 Ulama Besar Tidak Berani Masuk Termasuk Gus Dur
Dengan latar belakang tersebut, Cirebon kemudian berkembang dengan dipengaruhi oleh 4 kebudayaan sekaligus. Yaitu kebudayaan China, Arab (Mesir), Sunda (Pajajaran), dan Jawa (Majapahit).
Kemudian dari fakta itu menjadi latar belakang daerah yang berpusat di dekat bukit amparan jati (Gunung jati) tersebut dikenal dengan nama Cirebon yang berasal dari kata Caruban yang berarti campuran.