PORTAL MAJALENGKA - Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Cirebon belum lama ini menggelar kegiatan Pasar Seni Rakyat (PSR).
Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon itu berlangsung di Lapang Bola Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon sejak tanggal 27 hingga 28 Agustus 2022.
Pada acara Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon itu, masyarakat dari segala lapisan turut menyaksikan dan terhibur dengan seluruh suguhan pertunjukan.
Nama Najwa dan Pandu, kakak-adik, asal Desa Sitiwinangun yang sama-sama penari, rupanya cukup menyita perhatian publik.
Anak dari pasangan Ayi Widarma dan Carkesi ini mendapat atensi luar biasa dari penonton.
Bahkan, Bupati Cirebon tak segan-segan memberikan apresiasi saweran mengikuti para penonton saat keduanya tergabung menampilkan seni tradisi Sintren garapan Sanggar Cipta Bagus Winangun.
Pandu menari dan membawa gunungan wayang mengiringi Najwa sang kakak yang menjadi penari Sintren. Keduanya kompak dan saling mendukung satu sama lain.
"Senang sekali. Tidak menyangka bisa seperti itu," kata Najwa.
Sementara itu, Pandu yang masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar mengaku menjadi penari karena terinspirasi dari sang kakak.
Baca Juga: GEGER! Abu Nawas Menguji Kecerdasan Para Ulama Hingga Menyebutnya Bodoh, Endingnya Bikin Kagum
Menyaksikan kedua anaknya tampil dalam acara Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon itu, kedua orang tuanya pun merasa sangat bersyukur.
Ayi, orang tua dari Pandu dan Najwa mengatakan bahwa, seni bagi anaknya itu merupakan bekal bagi masa depannya.
"Sebagai orang tua, kami berusaha menjaga dan memberikan bekal untuk di kemudian hari melalui seni. Semoga ini menjadi berkah bagi Pandu dan Najwa," ujar Ayi.
Selain itu, kata Ayi, momen Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon juga menjadi kesempatan yang baik untuk menggali potensi kesenian yang ada di Cirebon, khususnya Kecamatan Jamblang.
Menanggapi kegiatan Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menyampaikan, berkesenian itu tidak dilarang dalam agama.
"Atas nama pengurus Nahdlatul Ulama, kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sitiwinangun. Kemudian sekaligus menegaskan bahwa berkesenian dan berbudaya itu tidak diharamkan oleh Islam," ujar Kiai Aziz.
Kiai Aziz juga berharap, tontonan Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon ini bisa menjadi tuntunan terutama dalam dakwah dan mensyiarkan toleransi dan kedamaian antarsesama.
"Mari bersama-sama terus melestarikan budaya agar menjadi perekat warga Kabupaten Cirebon," ucapnya.
Sebagai informasi, Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon menyuguhkan 5 sanggar seni yang ada di Kecamatan Jamblang.
Kelima sanggar seni itu yakni Langgeng Safitri Wijaya (Rampak Topeng Klana 9) dari Desa Orimalang, Sanggar Pokdarwis (Lais) dari Desa Bakung Kidul, Sekar Pusaka (Brai) dari Desa Wangunharja, Cipta Bagus Winangun (Sintren) dari Desa Sitiwinangun, dan Nimas Mayangsari (Sandiwara Putri Ong Tien Nio) dari Desa Bojong Lor.
Kelimanya tampil memukau di hadapan para tamu undangan dan penonton yang asik masyuk duduk di atas tikar yang dibawa dari rumah masing-masing.
Dalam Pasar Seni Rakyat Lesbumi Kabupaten Cirebon tersebut juga dihadiri oleh Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi, M.Ag yang turut menikmati pagelaran sampai menjelang akhir acara.
Baca Juga: BATORO KELING Mampu Kalahkan Kesaktian Sunan Kalijaga Murid Sunan Gunung Jati
"Saya merasa senang. Kalau bisa acara seperti ini diagendakan setiap tahunnya. Agar kita tahu budaya kita. Budaya Cirebon. Saya ucapkan terima kasih kepada Lesbumi yang telah mengadakan acara seperti ini," kata Imron.***