Sosok Prajurit Sunan Gunung Jati yang Menjadi Penguasa Sunda Kalapa atau Jakarta

15 Juli 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Sunda Kelapa /Youtube: Fatahillah: Pengusir Portugis, Pembebas Sunda Kelapa

PORTAL MAJALENGKA – Sosok Sunan Gunung Jati tidak bisa lepas dari masyarakat Jawa Barat. Kehebatan dan kecerdasannya mampu membuat Cirebon menjadi wilayah yang berdaulat dan melepaskan diri dari Kerajaan Sunda.

Kehebatan dan kecerdasan yang dimiliki Sunan Gunung Jati rupanya juga dimiliki oleh para santri dan prajurit kerajaan Cirebon.

Hal itu sebagai bentuk usaha dalam menyebarkan Islam ke tanah Jawa. Ada salah satu prajurit Sunan Gunung Jati yang kelak menjadi penguasa Sunda Kalapa atau Jakarta.

Baca Juga: Bukti Tuan Guru Sekumpul Wali, Keramatnya Terbukti Saat Kebakaran di Banjarmasin

Sunda Kalapa yang merupakan titik pusat wilayah Jawa bagian barat menjadi perebutan sejak jaman kerajaan sampai kolonial.

Sunda Kalapa ini merupakan salah satu wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran pimpinan Prabu Siliwangi kakek Sunan Gunung Jati, yang kemudian hari wilayah ini menjadi perebutan antar kerajaan dan negara luar seperti Portugis, Inggris, Belanda hingga Jepang.

Setelah direbutnya wilayah Sunda kalapa oleh Pasukan gabungan cirebon-Banten dan Demak dari kekuasaan Portugis, sejak saat itulah wilayah Sunda kalapa atau Jakarta menjadi daerah kekuasaan Cirebon yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang bernama Fatahillah yang bergelar Pangeran Jayakarta murid Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: JADWAL PERSIB BANDUNG Liga1 Indonesia 2022/2023, Cek Kapan Lawan Persija Jakarta

Dalam perebutan wilayah Sunda kalapa selain sosok Raden FatahiIlah yang menjadi Panglima perang, sejarah mencatat banyak tokoh-tokoh lainnya yang sangat berperan penting dalam misi penyerangan tersebut.

Salah satunya adalah Pangeran Tubagus Angke. Angke merupakan gelar nama bagi penguasa wilayah Angke yang sekarang masuk ke daerah provinsi Jakarta.

Nama atau gelar yang disematkan kepada beliau mengikuti toponim setempat yaitu Kali Angke.

Kali Angke kala itu masih menjadi wilayah perbatasan antara kekuasaan Banten dan Jayakarta sebelum batas wilayahnya dipindahkan ke Sungai Cisadane.

Baca Juga: Sunan Kedu Temui Sunan Kudus dengan Terbang Naik Tampah Anyaman Bambu

Jika dilihat dari nama dan gelar beliau selintas kita akan mengira kalau Pangeran Tubagus Angke berasal dari Jakarta.

Namun menurut beberapa catatan sejarah, Tubagus Angke berasal dari Cirebon dan merupakan putra Pangeran Panjunan cucu dari Syekh Datuk Kahfi seorang wali Besar Guru dari para Walisongo.

Peran besar Pangeran Tubagus Angke dalam misi penguasaan wilayah Sunda kalapa dimulai ketika ia menjadi panglima perang Banten yang diperintahkan langsung oleh Sunan Gunung Jati.

Saat menjadi panglima perang di Banten Pangeran Tubagus Angke kemudian dinikahkan dengan Ratu Pembayun Fatimah putri dari Maulana Hasanudin sang Adipati Banten.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Wajah Baru Sarinah, Ikon Penting Bangsa Indonesia

Hal itu menjadikan pangeran Tubagus Angke sebagai anggota keluarga istana Banten dan mendapatkan gelar bangsawan yaitu Ratu bagus atau dikenal dengan sebutan Tubagus.

Keberhasilannya dalam merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis yang dipimpin oleh Raden Fatahilah, dalam perang tersebut Pangeran Tubagus Angke menjadi salah satu panglima perang yang sangat menonjol bersama dengan pasukan dari Banten.

Pangeran Tubagus Angke berhasil memukul mundur pasukan bawahan Pajajaran dan menghancurkan markas-markas Portugis di sekitaran Kali Angke.

Baca Juga: Gunung Berapi Wilayah DI Yogyakarta Keluarkan 2 Kali Larva Pijar

Oleh sebab itu beliau dikenal dan dijuluki dengan nama Pangeran Tubagus Angke.

Setelah Sunda Kalapa dikuasai Cirebon dan dipimpin oleh Raden Fatahilah, beberapa dari Pasukan gabungan Cirebon, Banten dan Demak sebagian memilih untuk menetap dan tidak kembali ke tempat asalnya termasuk Pangeran Tubagus Angke dan pasukannya.

Beliau memilih untuk membantu Raden Fatahilah Sang Pangeran Jayakarta untuk membangun, memajukan dan menjaga Sunda Kalapa dari kemungkinan serangan musuh.

Sampai tiba waktu di mana Raden Fatahilah memutuskan untuk turun tahta. Raden FatahiIlah memilih Pangeran Tubagus Angke untuk menggantikannya jadi pemimpin Jayakarta.

Baca Juga: Rumah Nikita Mirzani Digeledah Terkait Kasus Dugaan Pelanggaran UU ITE

Alasan Raden Fatahilah memilih Tubagus Angke sebagai pemimpin Jayakarta, selain karena beliau seorang keturunan dari pangeran Cirebon dan menantu Maulana Hasanuddin Banten, Pangeran Tubagus Angke juga memiliki kemampuan yang sangat baik dalam kepemimpinan dan menguasai ilmu peperangan serta bijaksana dalam bersikap.

setelah disetujui oleh Sunan Gunung Jati kemudian diangkatlah Pangeran Tubagus Angke sebagai pengganti Raden FatahiIlah dan resmi menjadi Adipati Jayakarta yang kemudian diberi gelar Pangeran Jayakarta dua.

sejak dari awal kepemimpinan Pangeran Fatahillah sampai Tubagus Angke kekuasaan atas Jayakarta pada awalnya merupakan daerah bawahan Cirebon, namun setelah Sunan Gunung Jati wafat dan Banten menjadi daerah yang berdaulat Maulana Hasanuddin Banten tidak segan-segan untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

Baca Juga: KPK Cekal 4 Orang ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi LNG Pertamina

Jayakarta termasuk wilayah yang menjadi kekuasaan Banten setelah berhasil memperluas wilayahnya.

Dari pernikahan Tubagus Angke dan Ratu Pembayun fatimah tercatat mereka memiliki dua orang anak yang pertama bernama Pangeran Sungai Reza atau djayawikarta dan yang kedua ratu mertakusuma ratu mertakusuma kemudian dinikahi oleh Sultan Banten Abu al-ma’ali Ahmad yang kemudian memiliki Putra yang bernama Tirtayasa.

Sedangkan pangeran djayawikarta di kemudian hari menggantikan ayahnya Tubagus Angke menjadi Adipati Jayakarta dan bergelar Pangeran Jayakarta tiga atau lebih dikenal dengan nama pangeran Jakarta.

Baca Juga: Kasus Stupa Borobudur Mirip Presiden Jokowi, Roy Suryo Saat Jalani Pemeriksaan

Sejak masa kepemimpinan Pangeran Jakarta inilah kemudian orang-orang yang yang terutama Inggris dan Belanda mulai melancarkan misi untuk merebut dan menguasai Jakarta dari kekuasaan Kesultanan Banten di bawah kepemimpinan Pangeran Jayakarta.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Bujang Gotri

Tags

Terkini

Terpopuler