PORTAL MAJALENGKA - Salah satu peninggalan Sunan Gunung Jati yakni berupa bangunan masjid yang bernama masjid agung Sang Cipta Rasa Cirebon.
Di dalam bangunan masjid yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati mempunyai simbol dengan makna yang mendalam.
Salah satu simbol yang ada di masjid agung Sang Cipta Rasa Cirebon Sunan Gunung Jati ini yakni tiang Saka Guru.
Baca Juga: MERINDING! Kewalian Gus Dur Pernah Dibongkar Penjual Durian
Salah satu tiang di antara tiang Saka Guru itu terbuat dari sisa serpihan atau potongan-potongan kayu.
Tiang Saka Guru masjid gung Sang Ciptarasa Cirebon Sunan Gunung Jati dari potongan kayu itu memiliki makna jangan meyepelehkan hal yang kecil.
Karena menurut Sunan Gunung Jati, hal yang kecil jika bersatu akan menjadi kekuatan yang besar.
Baca Juga: Menelisik Fakta Kedekatan Gus Dur dengan Yahudi yang Tidak Banyak Orang Ketahui
Selain itu, simbol lain di dalam masjid agung Sang Ciptarasa Cirebon Sunan Gunung Jati ini di bagian atasnya mempunyai 9 pintu gerbang yang memiliki makna perwujudan walisongo.
Gerbang melambangkan tempat orang masuk masjid itu adalah simbol kebaikan, sehingga walisongo merupakan simbol yang mengajak pada pintu kebaikan.
Tidak hanya itu, masjid agung Sang Ciptarasa Cirebon Sunan Gunung Jati ini memiliki mihrab yang terdapat sebuah ukiran berbentuk bunga teratai yang menempel persis di tempat berdirinya imam.
Baca Juga: 7 Tanda Orang Terkena Santet, Sihir dan Guna-guna: Ini Kata Praktisi Kejawen Dewi Sundari
Hal tersebut melambangkan hidup tanpa ruh. Makna tersebut yakni khusu'nya shalat para wali ketika menghadap Allah membuat mereka tidak ingat lagi kepada dunia.
Ukiran bunga teratai yang ada di mihrab masjid agung Sang Ciptarasa Cirebon itu diukir sendiri oleh Sunan Gunung Jati.
Di tempat pengimaman masjid agung Sang Ciptarasa Cirebon Sunan Gunung Jati juga terdapat 3 buah ubin yang diberi tanda khusus sebagai simbol Islam, Iman, dan Ihsan.
Baca Juga: Benarkah Telur Bisa Menjadi Penangkal Santet? Simak Penjelasan Praktisi Kejawen Dewi Sundari
3 lambang itu memiliki makna bahwa kepribadian seorang imam akan utuh apabila ketiga ajaran tersebut mampu diamalkan.***