Sjafruddin Prawiranegara, Presiden ke-2 RI yang Terlupakan

- 31 Agustus 2020, 12:35 WIB
Foto Presiden dan Wakil Presiden
Foto Presiden dan Wakil Presiden /

Baca Juga: GKR Hemas : Semoga Sultan Sepuh XV Lebih Bijaksana Dalam Mengemban Mandat

Pertama Soekarno dan Hatta tetap tinggal di Yogyakarta meski menghadapi risiko penangkapan, kedua memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatera untuk membentuk pemerintah Darurat. Soekarno dan Hatta mengirim telegram kepada Mr Syafruddin Prawiranegara

Isi telegram tersebut berbunyi: "Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan, bahwa pada hari inggu tanggal 19 Desember 1948 pukul 6 pagi Militer Belanda telah melakukan Agresi ke Ibukota Yogyakarta.

Jika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat menjalankan kewadjibannya lagi, maka kami menguasakan/menunjuk Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran Republik Indonesia, untuk membentuk Pemerintah Daerah di Sumatera".

Baca Juga: Temu Alumni Diisi dengan Doa Bersama Lawan Covid-19

Namun, operasi rahasia tersebut tidak berjalan dengan mulus karena sudah hadir saksi dari delegasi komite tiga negara (KTN) yaitu Amerika Serikat, Belgia dan Australia, untuk memantau perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Belanda pun mengubah rencananya untuk menawan Soekarno-Hatta, Sjahrir dan Agus Salim ke Berastagi dan Bangka, telegram itu tak pernah sampai ke tangan Sjafruddin Prawiranegara lantaran terbatasnya komunikasi pada saat itu.

Namun, kabar agresi militer Belanda di Yogyakarta segera menyebar cepat melalui siaran radio sampai pula ke telinga Sjafruddin Prawiranegara. Begitu ia mendegar, militer Belanda sudah berhasil menguasai ibukota Yogyakarta.

Baca Juga: Wawasan Kebangsaan, Bekal Pertama yang Diberikan Yasika Majalengka Kepada Mahasiswa Baru

Bersamaan dengan penyerangn terhadap Yogyakarta, pada 19 Desember 1948 pagi, Belanda juga melancarkan aksi militer di Sumatera.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x