Takluknya Talaga serta Masuknya Pucuk Umun memeluk Islam

27 Agustus 2020, 06:00 WIB
/Portal Majalengka/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Dalam sistem pemerintahan kerajaan Sunda istilah Pucuk Umun ini digunakan untuk menamai penguasa atau raja daerah di wilayah kerajaan Sunda.

Pucuk Umun sendiri secara bahasa bermaksud puncak pimpinan (Raja).

Pada abad ke 15 di Talaga (Kini masuk wilayah kabupaten Majalengka), telah berdiri sebuah kerajaan kecil bawahan Pajajaran bernama Talaga.

Baca Juga: DPRD Ingatkan Pemerintah Fokus Tangani Covid-19. Jangan ada Klaster Baru Pendidikan.

Waktu itu kerajaan ini dipimpin oleh Kakak beradik yaitu Pucuk Umun dan Dewi Mandapa.

Setelah penaklukan Rajagaluh dan beberapa kerajaan Kecil bawahan Pajajaran di wilayah barat Pajajaran oleh Cirebon, banyak kerajaan-kerajaan bawahan Pajajaran yang umumnya masih kerabat kerajaan ini sebagiannya memilih berontak ketimbang berada dibawah pemerintahan Cirebon.

Salah satu yang berontak itu adalah Kerajaan Talaga. Kala itu Talaga merupakan benteng terakhir Pajajaran diwilayah Paling barat kekuasaannya.

Baca Juga: Promosikan Wisata Majalengka, Sukawana Dream Village dan Goweser Majalengka Gelar Fun Bike

Kontak fisik pertama antara Cirebon dan Talaga dimulai dari gesekan-gesekan pertentangan dan kebencian.

Talaga benci terhadap Cirebon karena dianggap membangkang terhadap Pajajaran.

Sementara Cirebon merasa emosi ketika dikabarkan orang-orang Talaga menggangu para pendakwah-pendakwah Islam Cirebon diwilayah Talaga.

Baca Juga: Mahasiswa Kerja Bareng Pemdes Sumber Kulon Gelar Penyuluhan Kesehatan ditengah Pandemi

Gesekan-gesekan kecil ini kemudian menjadi penyebab meletusnya perang Talaga dengan Cirebon, demikianlah menurut cerita turun temurun yang biasa di Ceritakan dalam pertunjukan Sandiwara di Wilayah Cirebon.

Perang pertama antara Talaga dan Cirebon diceritakan meletus diperbatasan akibat keslahpahaman, yang menjadi pimpinan perang kerajaan Talaga adalah anak dari Pucukumun yaitu Arya Salingsingan.

Peperangan ini kemudian dimenangkan Cirebon, dan setelah itu Arya Salingsingan mengakui kekuasaan Cirebon dan kemudian masuk Islam.

Baca Juga: Perlawanan Rakyat Biyawak Terhadap Pajak Tanah yang Diterapkan Belanda

Arya Salingsingan ini kelak menjadi Patih di Kerajaan Cirebon, bahkan turut andil dalam Perang Mataram dengan Cirebon. 

Setelah peperangan pertama meletus, kemudian pasukan Cirebon terus merangsek masuk ke pusat pemerintahan Talaga, dalam keadaan ini kemudian Pucuk Umun beserta adiknya Dewi Mandapa mempersiapkan untuk melarikan diri.

Tapi sayang, hanya Dewi mandapa yang lolos dalam pelarian itu, sementara Pucukumun dikabarkan terjatuh dalam pelarian dan karena kakinya terkilir maka beliau akhirnya tidak dapat melanjutkan pelariannya.

Baca Juga: Pesan Bupati Untuk Kejayaan Golkar Majalengka di Masa Depan.

Sementara di lain pihak, Pasukan Cirebon sudah memasuki Istana, tentara pengawal keraton semuanya sudah menyerahkan diri mengingat sebeulmnya Rajanya telah melarikan diri, begitupun dengan Patih Kerajaan Telaga,  beliau bernama Patih Montas.

Yang memasuki Istana dan menemui Patih Montas adalah Sunan Gunung Jati dan Arya Lumajang (nama lain Cakrabuana).

Beliau berdua kemudian menyuruh Patih Montas untuk dipertemukan dengan Pucuk umun, namun demikian Patih Montas menjawab dengan jujur bahwa Rajanya melarikan diri.

Baca Juga: PMI Majalengka Kewalahan Penuhi Permintaan Darah untuk Dua RSUD

Akan tetapi setelah tentara Cirebon melakukan pemeriksaan rupanya sang Raja ditemukan tidak jauh dari Istana, dalam keadaan terkilir.

Dibawahlah sang Raja itu dan kemudian dihadapkan kepada Sunan Gunung Jati dan Cakrabwana, setelah ketiganya bertemua, kemudian Pucuk Umun diberikan wejangan dan pengertian oleh Sunan Gunung Jati dan Cakrabuana.

Setelah pembicaraan itu selesai, Pucukumun kemudian bersedia mengakui Cirebon sebagai atasan, dan bersedia masuk Islam secara sukarela.

Baca Juga: Angka Perceraian ditengah Covid-19 Tembus 3500 Perkara.

Setelah peristiwa ini, kemudian urusan pemerintahan di Talaga masih dipercayakan kepada Pucukumun.

Akan tetapi Talaga kini telah menjadi kerajaan Islam di Bawah kekuasaan Cirebon.

Begitulah kisah mengenai masuk Islamnya Pucuk Umun Raja Talaga yang paling ternama.

Kisah masuk Islamnya Pucuk Umun ini, terdapat dalam naskah Mertasinga Pupuh XVII.10- XVII.24.(History of Cirebon)

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler