Mengenal Sosok Abu Kamil Suja’, Seorang Ahli Aljabar Islam yang Tertua

- 3 Agustus 2022, 15:30 WIB
Selain Al- Khawarizmi, Ilmuwan yang merupakan ahli Aljabar juga ada Abu Kamil Suja'.
Selain Al- Khawarizmi, Ilmuwan yang merupakan ahli Aljabar juga ada Abu Kamil Suja'. /

 

PORTAL MAJALENGKA - Dia adalah Abu Kamil Suja' bin Aslam bin Muhammad bin Shuja’ al-Hasib  al-Misri, seorang penerus Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi.

Abu Kamil Suja' dikenal sebagai ahli aljabar yang tertua dan tergolong sebagai salah seorang ahli aljabar terbesar pada abad pertengahan Islam.

Melalui Leonard yang berasal dari Pisa dan para pengikutnya, Abu Kamil Suja’ telah banyak memberi pengaruh besar terhadap perkembangan Aljabar di Eropa.

Tulisan-tulisannya mengenai Geometri memberikan kontribusi yang besar terhadap geometri Barat, terutama uraian-uraian aljabar terhadap soal-soal geometrik.

Baca Juga: Al-Khawarizmi, Ilmuan Islam Penggagas Aljabar Pertama

Dalam pencatatan histori kehidupannya nampaknya kurang begitu jelas. Namun dia banyak dikatakan hidup setelah Al-Khawarizmi atau berkisar pada tahun 850 M.

Dalam masa hidupnya, Abu Kamil banyak menulis tentang aljabar, diantaranya:

- “Al-Fihrist”

Sebuah daftar buku-buku matematika dan astrologi memuat dua buah karyanya yang berjudul “Kitab Fi al-Jam wa at-Tafrik” (tentang penambahan dan pengurangan) serta “Kitab Al-Khata'aya” (tentang dua kesalahan).

Baca Juga: Mengenal Sosok Umar Khayyam, Pencipta Rubaiyyat yang Ahli Aljabar

- “At-Ta'arif”

Karya ini menyangkut penyelesaian-penyelesaian integral persamaan-persamaan tak tentu.

Dalam risalahnya tentang aljabar, Abu Kamil menekuti suatu bab tentang aljabar dengan membentuk analisis dan menyusun beberapa metode yang halus menakjubkan.

Analisis inderteminasi inilah yang disebut di dalam bagian akhir buku al-Khawarizmi juga berusaha menjabarkannya.

Seperti yang diketahui sebelumnya, bahwa pengaruh Abu Kamil di bagian Eropa dibawa oleh Leonard dari Pisa yang banyak menterjemahkan karya-karyanya.

Baca Juga: Tradisi Memperingati Kematian Hari Ke-3, Ke-7, Ke-40 Ternyata Bukan Asli Dari Jawa, Begini Sejarahnya

Dengan dasar berhitung menurut Abu Kamil dan Al-Khawarizmi, maka ia berhasil menyusun bukunya “Liber Abaci” di tahun 1202 M, yang kemudian disempurnakan lagi pada tahun 1228 M. Dalam buku itu membahas antara lain:

1. Pengetahuan tentang berhitung dengan bilangan bulat dan pecahan.

2. Cara berhitung akar 2 (kuadrat) dan akar 3 (kubik).

3. Cara memecahkan persamaan linier dan kuadrat.

4. Cara menghitung penjajagan dan jawaban palsu (rules of false position).

5. Pengetahuan matematika yang kemudian disebut barisan Fibinacci, yaitu: 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, ... dan seterusnya. Dengan bilangan ini nantinya akan diperoleh suatu segitiga pascal, dengan penjumlahan bilangan menurut garis lurus. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x