Telstar 18, Bola Buatan Majalengka yang langganan dipakai di Piala Dunia

- 6 September 2020, 10:55 WIB
Ilustrasi bola Telstar
Ilustrasi bola Telstar /Instagram.com/@serdyephyfano09/Instagram

Hal itu terjadi karena satu bola dihargai Rp100 sementara biaya untuk produksi tentunya terus meningkat.

Situasi ini pun membuat Irwan mengalami kerugian selama 2 tahun dan nyaris bangkrut.

Baca Juga: Tumbuhan Langka, yang Hanya Ada di Indonesia

Situasi ini membuat Irwan akhirnya menyerahkan semuanya kepada Yang Mahakuasa dan ia pun mencari ilham dari-Nya dengan pergi ibadah haji.

Setelah pulang dari ibadah haji, Irwan memberanikan diri untuk memutus kerjasama dengan sejumlah pihak, termasuk Kim yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari hasil usahaya tersebut.

Situasi ini nyatanya membuat rintangan yang harus dihadapi oleh Irwan semakin berat. Pada awal 1998 saat itu perekonomian Indonesia tengah kriris, namun Irwan masih belum mau menyerah.

Baca Juga: Hingga 5 September 2020, Ini Sebaran Covid-19 di 34 Provinsi

Titik awal kesuksesan Irwan akhirnya datang di tahun 1998. Saat itu, ia mendapat pesanan dari salah satu pemegang lisensi Piala Dunia di tahun tersebut, yaitu Harry Romies, salah satu pemilik jaringan swalayan besar di Eropa.

Bola yang dibuat oleh Irwan ternyata lolos lisensi dari FIFA dan perusahaannya jugalah yang pertama dari Indonesia yang mendapat lisensi tersebut.

Akhirnya, pesanan bola yang akan digunakan di Piala Dunia banyak berdatangan dan saat ini, penghasilan yang ia dapatkan bisa mencapai Rp500 juta per bulan.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x