Monumen di Desa Kresek, Pengingat Kekejaman PKI yang Terjadi September 1948

- 18 September 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi. Monumen di Desa Kresek, Pengingat Kekejaman PKI yang Terjadi September 1948
Ilustrasi. Monumen di Desa Kresek, Pengingat Kekejaman PKI yang Terjadi September 1948 /Tangkap layar - cagarbudaya.kemdikbud.go.id

PORTAL MAJALENGKA - Bagi masyarakat Madiun, September merupakan bulan bersejarah yang penuh akan kesedihan.

Kesedihan ini didasari oleh perbuatan PKI yang tega membunuh sebagian warga Madiun karena ambisi kekuasaan.

Kekuasaan yang diidamkan PKI adalah menjadikan Indonesia menjadi Negara berpaham Komunis dengan menjunjung konsep sama rata sama rasa.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING dan Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia U20 Kualifikasi Piala Asia U20 2023

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:63), Desa Kresek merupakan daerah yang berada di kaki gunung Wilis.

Daerah ini masuk ke dalam Kecamatan Dungus, Kabupaten Madiun, Jawa Timur dan di sinilah terbangun monumen pengingat kekejaman PKI September 1948.

Sebelum masuk ke Desa Kresek, ada sebuah kelurahan bernama Wungu, di sana terdapat sebuah rumah besar saksi bisu pembantaian korban PKI.

Baca Juga: Statistik Kembar, Laga Timnas Indonesia U20 vs Vietnam Kualifikasi Piala Asia U20 2023 Grup F Serasa Final

Rumah tua besar itu milik mantan wakil Bupati kala itu, dan di belakang rumah ini pula terdapat sebuah sumur tua tempat korban PKI dilemparkan.

Tak jauh dari situ, terdapat dua makam anggota tentara asal Surabaya yang gugur saat berjuang bersama masyarakat dalam melawan PKI yang berada di belakang rumah warga.

Diceritakan pemilik rumah dalam buku yang sama, bahwa makam kedua orang tersebut tidak dapat dipindahkan, karena memang saat membeli rumah, ayahnya sempat didatangi 2 orang untuk ikut tinggal bersama mereka.

Baca Juga: Ketat! Saling Serang, Persija Jakarta Imbang 0-0 saat Menjamu Pemuncak Klasemen Liga 1 Madura United

Tak jauh dari situ, terdapat rumah sakit rehabilitasi paru-paru, dan di batas bangunan ini terdapat sebuah makam yang diyakini merupakan korban PKI.

Makam ini milik Muhammad Rodhi, seorang tentara Hizbullah pejuang kemerdekaan yang gugur karena dimutilasi oleh pasukan PKI.

Barulah tak jauh dari situ, terdapat monumen di Desa Kresek yang mengingatkan kepada para korban pembantaian yang dilakukan PKI 1948.

Baca Juga: Tanpa Asnawi dan Bermain dengan 10 Pemain, Ansan Greeners Amankan Poin saat Menjamu Seoul E land

Dalam dinding itu tertulis 17 nama yang gugur yaitu Kolonel Maryadi, Letkol Wiyono, Inspektur Polisi Suparbak, May Istiklah, RM Sarjono (Patih Madiun), Kyai
Husein (Anggota DPRD Kabupaten Madiun).

Tidak sampai disitu, tulisan itu dilanjutkan dengan nama Muhammad (Pegawai Dinas Kesehatan), Abdul Rohman (Asisten Wedono Jiwan), Sosro Diprojo (Staf PG Rejo Agung).

Bahkan beberapa guru yang mengajar di sekolah pun jadi sasaran, yaitu Suharto (Guru Sekolah Pertanian Madiun) dan Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo Madiun).

Baca Juga: Moeldoko Ancam Hacker Bjorka dalam Forum PRMN: Tangkap dan Hukum Seberat-beratnya!

Rentetan tulisan berikutnya yang menjadi korban PKI di Kresek adalah Supardi (Wartawan), Sukadi (tokoh masyarakat), KH Sidiq, R.T Charis Bogio (Wedono Kanigoro), KH Barokah Fakhrudin (Ulama), dan Maidi Marto Disomo (agen polisi).

Di monumen Kresek juga terdapat bangunan tembok dengan luas wilayah sekitar 400 meter persegi dengan patung lelaki kekar yang mengacungkan golok.

Sedangkan di depannya terlihat patung seorang berpakaian jubah dan songkok yang tengah diikat sedang tertunduk.

Baca Juga: Tes Ujian Halu Docs Google Form, Seberapa Jauh Kehaluan Kamu! Berikut Link dan Bocoran Soalnya

Lelaki yang digambarkan dalam patung yang mengacungkan golok diyakini merupakan sosok Sandriyo, seorang jagoan yang ditakuti dan menjadi simpatisan PKI.

Itulah sekilas tentang monumen di Desa Kresek, sebagai pengingat kekejaman PKI yang terjadi September 1948.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah