Rahmat Masri Bandoso menerangkan, dilihat dari sejarahnya kota Palopo ini bernuansa kerajaan yang masih menganut banyak sistem-sistem kultural.
Akan tetapi ketika orang datang ke Palopo itu tidak kelihatan, karena sudah sangat heterogen.
"Kalo kita datang ke Palopo itu tidak kelihatan karena Palopo sudah sangat heterogen, masyarakatnya itu sangat heterogen," kata Rahmat Masri Bandaso.
Tak hanya itu Rahmat ungkapan semua suku yang ada di Indonesia ada di Palopo, sehingga dengan demikian Palopo itu dikatakan mininya Indonesia.
Baca Juga: Sunan Gunung Jati dan Walisongo Bukan Cocokologi, Ini Catatan Sejarah Menurut Buya Arrazy Hasyim
Palopo juga Kota terbesar kedua di Sulawesi Selatan dan sebuah kota di ujung Teluk Bone, dengan jumlah populasi penduduk kurang lebih 200.000 dengan luas wilayah 250 kilometer persegi.
Wilayah Palopo 60 persen merupakan kawasan hutan lindung.
"Kotanya pas di bibir pantai kemudian di bagian barat adalah kawasan hutan konservasi" kata Rahmat Masri Bandaso. *
Editor: Ayi Abdullah