Tidak Mau Tergantung Vaksin Covid-19 Impor, Erick Thohir : Kami Siapkan Game Changer

- 9 Januari 2021, 21:45 WIB
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Pemerintah menyiapkan vaksin Merah Putih sebagai game changer agar tidak tergantung vaksin impor
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Pemerintah menyiapkan vaksin Merah Putih sebagai game changer agar tidak tergantung vaksin impor /Antara

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah diketahui sudah mengonfirmasi pemesanan 329,5 juta dosis vaksin Covid-19 dari berbagai produsen.

Pertama dari perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis vaksin Covid-19, kedua dari pabrikan vaksin Amerika Serikat-Kanada Novavax sebesar 50 juta dosis.

Ketiga dari kerja sama multilateral WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (Covax-GAVI) sebesar 50 juta dosis vaksin Covid-19, keempat dari pabrikan Inggris AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Siap Diproduksi Akhir 2021

Kelima perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat Pfizer BioNTech sebesar 50 juta vaksin COvid-19.

Namun pemerintah juga terus mengupayakan produksi vaksin Covid-19 dari dalam negeri, salah satunya vaksin Merah Putih.

Menteri BUMN Erick Thohir menilai produksi vaksin Merah Putih yang masih diteliti saat ini dapat menjadi game changer, pengubah situasi di saat pandemi Covid-19.

Khususnya dari ketergantungan kepada vaksin impor menjadi tidak tergantung, karena mampu produksi vaksin sendiri di dalam negeri.

Baca Juga: Basarnas Terjun ke Titik Hilang Sriwijaya Air, Polres Tanjung Priok Buka Posko

Menkes menurut Erick sudah datang ke Bio Farma dan melaporkan tidak mau tergantung terus vaksin impor, sehingga vaksin Merah Putih diadakan meski masih perlu waktu.

“Hari ini bersama KPK dan Menkes akan pantau vaksin Merah Putih bersama agar menjadi game changer bangsa kita tidak tergantung vaksin luar negeri saja,” kata Erick Thohir.

Erick Thohir menyampaikan hal tersebut seusai pertemuan antara dirinya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dua pimpinan KPK Alexander Marwata dan Lili Pintauli Siregar, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan serta sejumlah pejabat terkait lain seperti Irjen Kemenkes Murti Utami dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir.

Baca Juga: Semangati Para Pedagang, Presiden Jokowi Beri Modal Kerja Rp2,4 Juta

Indonesia membentuk konsorsium yang terdiri dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga untuk mempersiapkan vaksin merah putih.

Vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan, artinya tidak seluruh virus digunakan tapi hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen.

Selain itu Indonesia akan menerima vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku (bulk) sebanyak 15 juta dosis yang selanjutnya akan diproduksi oleh Bio Farma.

Baca Juga: Ada Penampakan di Pulau Laki, Diduga Kabel dan Serpihan Pesawat Sriwijaya Air

“Kita menyiapkan produksi 250 juta dosis. Keputusan itu kita ambil di bulan April dan alhamdullilah Desember ini kesiapannya menjadi 250 juta, 100 juta sudah dapat sertifikat BPOM dan Insya Allah 150 juta dapat lagi bulan Maret 2021 jadi totalnya 250 juta,” tambah Erick.

BPOM telah memberikan sertifikat perizinan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau izin untuk memulai produksi obat dan vaksin COVID-19 kepada Bio Farma.

Baca Juga: WhatsApp Perbarui Kebijakan Privasi Pengguna, Apa Saja?

“Bahan baku yang akan datang pertengahan Januari ini, dimana Presiden sudah menugaskan Januari ini mendistribusikan 5,8 juta dosis, Februari sebanyak 10,4 juta dan Maret 13,3 juta untuk memproduksi bahan baku vaksin menjadi vaksin,” ungkap Erick. ***

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah