Wapres Sindir Perilaku Pamer di Medsos

26 Oktober 2020, 13:30 WIB
Wapres RI, Ma'ruf Amin menyayangkan sikap pamer masyarakat di medos /@kyai_marufamin/Instagram

PORTAL MAJALENGKA – Media sosial (medsos) merupakan sarana untuk membangun hubungan atau relasi. Bahkan medsos bisa membantu komunikasi jarak jauh karena memiliki jangkauan global.

Namun Wakil Presiden (wapres) Ma’ruf Amin mengatakan saat ini banyak orang terjebak mental pencitraan dengan mempublikasikan perbuatan amalnya atau pamer melalui berbagai medsos.

Dengan mengutamakan publikasi atau pamer tersebut, orang justru mengesampingkan niat untuk berbuat baik itu sendiri.

Baca Juga: Wapres : Santri Berperan Mendamaikan Dunia

Hal itu disampaikan wapres dalam sambutannya pada acara Haul ke-39 KH Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar atau Mbah Hamid Pasuruan secara virtual dari Jakarta, Senin 26 Oktober 2020.

Wapres menilai banyak orang terjebak pada mentalitas syuhrah, yaitu mentalitas pencitraan diri agar dikenal luas.

“Amal kebaikan yang dilakukan diorientasikan agar di-cover media secara luas. Motivasinya hanya untuk membentuk citra diri, bukan berbuat kebajikan itu sendiri,” katanya.

Baca Juga: PKB Minta Pilkada Serentak 2020 Ditunda, Sambil Menunggu Vaksin Covid 19 Masuk ke Indonesia

Banyaknya media publikasi di era digital saat ini, lanjut Ma’ruf, justru digunakan sebagian orang sebagai alat ukur terhadap kebaikan orang lain.

Padahal tidak semua hal yang dipublikasikan di media sosial tersebut memiliki dampak positif.

“Publisitas di era digital seakan menjadi kata kunci mengukur kebaikan seseorang. Padahal belum tentu apa yang di-publish tersebut mempunyai dampak positif yang lebih besar daripada yang tidak di-publish,” katanya.

Baca Juga: Ungkap 3 Masalah Umum Pemerintah, Fahri hamzah: Feodalisme Menjadi Hal yang mendasari

Wapres berharap umat Islam lebih menekuni sikap Mbah Hamid yang menerapkan ajaran khumul, mengutamakan kegiatan kebaikan dan menutupi kebaikan tersebut agar tidak diketahui orang lain.

Wapres mengaku sangat mengagumi Mbah Hamid yang dalam kehidupan kesehariannya sangat tawadhu, sederhana dan menjauh dari publisitas.

“Hal seperti itu dalam ilmu tasawuf dikenal dengan khumul, yaitu fokus pada aktifitas kebaikan dengan membungkus dan menutupinya agar tidak diketahui orang lain,” jelasnya.

Baca Juga: Majalengka Exotic Food Pancing Kunjungan Wisatawan

Perkembangan teknologi digital harus dimanfaatkan dengan benar untuk tujuan kebaikan. Alih-alih untuk memamerkan kebaikan, media sosial seharusnya digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam dengan baik.

Salah satu cara memanfaatkan teknologi digital untuk kemaslahatan umat Islam ialah melalui penyebaran dakwah.

Baca Juga: Program Dana Bantuan UKM Facebook Sebesar Rp 31 Juta Diperpanjang, Cek syarat dan Ketentuannya!

“Meskipun begitu dakwah melalui media digital sesungguhnya juga diperlukan pada era saat ini karena dakwah melalui digital jangkauannya lebih luas dan dapat dilakukan kapan dan dimana saja,” ujarnya. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler