PKI Jadikan Pabrik Gula Gorang Gareng Magetan Kolam Darah dan Mayat pada 18 September 1948

16 September 2022, 21:58 WIB
Ilustrasi. PKI Jadikan Pabrik Gula Gorang Gareng Magetan Kolam Darah dan Mayat pada 18 September 1948 /YPKP1965/

PORTAL MAJALENGKA - Sebelum meletus peristiwa G30S/PKI 1965, terlebih dahulu PKI membuat kekejaman di tahun 1948.

Muso salah seorang pimpinan PKI menjadi dalang dalam pembantaian para kyai, santri, pejabat daerah, orang-orang kaya, polisi, bahkan para pedagang di Madiun dan sekitarnya.

Mereka yang menolak atau menghalangi tujuan PKI untuk membuat negara berpaham komunis akan ditelisik, diculik dan dihabisi sampai mati.

Baca Juga: Kyai Imam Mursyid Muttaqin Jadi Korban Kekejaman PKI Madiun 1948 yang Belum Ditemukan Jejaknya

Namun PKI dengan sejarah kelamnya di tahun 1948, masih bisa menggaet suara hati rakyat. Terbuktinya PKI menjadi salah satu partai yang memperoleh suara terbanyak ke-4 pada Pemilu 1955.

18 September 1948 menjadi hari yang mencekam bagi para syuhada yang gugur kala itu.

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:55), Pabrik Gula Gorang Gareng Magetan menjadi saksi bisu pembantaian yang dilakukan PKI.

Baca Juga: Abu Nawas Sembuhkan Putra Raja Harun Al Rasyid dengan Cara Unik, Dapat Hadiah Cincin Permata Sangat Indah

Atas komando dari Muso, dilaksanakan Suhud yang menculik para kyai dan santri, serta dieksekusi pasukan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang merupakan persatuan partai-partai sayap kiri membuat peristiwa ini terjadi.

Pabrik gula Gorang Gareng yang menjadi lokasi pembantaian, kini masih berdiri kokoh di Magetan.

Diceritakan bahwa kala itu, pabrik ini menjadi kolam darah dan mayat, Rono Kromo seorang warga desa ikut menggotong mayat-mayat yang bertumpuk dan harus menguburkannya hingga pukul 8 malam.

Baca Juga: Link Ujian Cuek Docs Google Form, Cari Tahu Seberapa Pedulinya Kamu! Buruan Coba dan Mainkan

Tak habis sampai di situ, saksi berikutnya yakni Rokib. Korban selamat dari pembantaian tersebut menceritakan bahwa darah di ruangan itu diperkirakan mencapai semata kaki.

Ternyata korban yang selamat dari pembantaian PKI di pabrik gula Gorang Gareng tersebut selain Rokib juga ada Salis, Sartono, Sujono, dan Lasman.

Mereka berlima menyaksikan kekejaman PKI yang menembaki para korban dengan diberondong peluru senapan dan granat tangan.

Baca Juga: PERSIB BANDUNG vs Barito Putera Berakhir 5-2, Luis Milla Makin Berjaya

Diceritakan Rokib bahwa sebagian para korban langsung tewas di tempat. Namun ada juga yang masih hidup dengan menjerit meronta-ronta dan meminta tolong.

Sartono salah satu korban selamat menceritakan bahwa ada korban yang masih tersengal-sengal meminta minum. Namun dia tidak bisa membantu agar tetap hidup dengan bersembunyi di bawah jendela seperti Rokib.

Sartono sendiri merasa tersayat hatinya dan meneteskan air mata saat pembantaian yang dilakukan PKI itu terjadi.

Baca Juga: BANJIR GOL PERSIB vs BARITO PUTERA 4-0, Luis Milla Makin Berjaya, Gol David Da Silva dan Brace Ciro Alves

"Genangan darah di Loji (salah satu ruangan pabrik gula) itu setinggi mata kaki" ucap Kiai Zakariya seorang murid dari PSM Takeran dalam buku ini.

Itulah kisah tantang PKI yang menjadikan pabrik gula Gorang Gareng di Magetan seperti kolam darah dan penuh mayat pada 18 September 1948.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon

Tags

Terkini

Terpopuler