INILAH Sosok Sunan Ampel Wali Tertua dan Salah Satu Guru Tarekat Sunan Gunung Jati

13 Maret 2022, 07:30 WIB
Sunan Ampel /Wikipedia

PORTAL MAJALENGKA - Diceritakan bahwa dalam menuntut ilmu Sunan Gunung Jati salah satunya adalah kepada Sunan Ampel.

Sunan Gunung Jati melangkahkan kakinya untuk pergi ke salah satu wali tertua yang berada di Ampel Denta yaitu Sunan Ampel.

Sunan Gunung Jati kala itu mempelajari ilmu tarekat dari Sunan Ampel, dan juga wejangan-wejangan untuk bekal Sunan Gunung Jati dalam berdakwah Islam di Tatar Pasundan.

Baca Juga: Inilah Cara Dakwah Sunan Gunung Jati untuk Memperluas Pengaruh Islam di wilayah Cirebon dan Sekitarnya

Siapa Sunan Ampel Sebenarnya, dan dari mana salah satu guru Sunan Gunung Jati ini berasal, simak kisahnya dibawah ini.

Dilansir Portal Majalengka dari buku sejarah Atlas Walisongo, tentang siapa dan dari mana Sunan Ampel berasal.

Sunan Ampel adalah putra Syaikh Ibrahim As-Samarkandi, ia adalah tokoh Wali Songo tertua yang berperan besar dalam pengembangan dakwah Islam di Jawa dan tempat lain di Nusantara.

Baca Juga: Kisah Sunan Gunung Jati Taklukkan Raden Arya Wiralodra dan Pangeran Arya Paningsingan Masuk Islam

Melalui Pesantren Ampel Denta, Sunan Ampel mendidik kader-kader penggerak dakwah Islam seperti Sunan Giri, Raden Patah, Raden Kusen, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat.

Dengan cara menikahkan juru dakwah Islam dengan putri-putri penguasa bawahan Majapahit.

Sunan Ampel membentuk keluarga muslim dalam suatu jaringan kekerabatan yang menjadi cikal-bakal dakwah Islam di berbagai daerah di tanah Jawa.

Baca Juga: Setelah Indra Kenz dan Doni Salmanan, Denny Darko Ramal Ada 3 Afiliator Bernasib Sama

Sunan Ampel sendiri menikahi putri Arya Teja, Bupati Tuban, yang juga cucu Arya Lembu Sura Raja Surabaya yang muslim.

Jejak dakwah Sunan Ampel tidak hanya di Surabaya dan ibu kota Majapahit, melainkan meluas sampai ke daerah Sukadana di Kalimantan.

Sunan Ampel yang makamnya terletak di kampung Ampel, kota Surabaya adalah anggota dewan Wali Songo tertua.

Sunan Ampel memiliki peranan besar dalam pengembangan dakwah Islam di Jawa dan tempat lain di Nusantara.

Baca Juga: Kedatangan Sunan Gunung Jati ke Cirebon Menjadi Pemimpin dan Ulama Sudah Diramalkan, Bagian II

Dalam historiografi lokal dituturkan bahwa Raden Rahmat datang ke Jawa bersama
saudara tuanya yang bernama Ali Musada.

Saudara Raden Rahmat, Ali Musada dikenal juga dengan nama panggilan Ali Murtadho.

Raden Rahmat juga datang dengan saudara sepupunya yang bernama Raden Burereh atau sering dipanggil dengan nama Abu Hurairah.

Menurut Lembaga Riset Islam Pesantren Luhur Sunan Giri, Malang. Dalam Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri (1975).

Baca Juga: Inilah Kisah Perjalanan Sunan Gunung Jati ke Pulau Jawa, 2 Tahun Singgah di Pasei

Imam Rahmatullah bersama ayahnya datang ke Jawa dengan tujuan dakwah Islamiyah.

Kedatangannya disertai saudaranya yang bernama Ali Murtadho dan kawannya bernama Abu Hurairah putra Raja Champa.

Mereka mendarat di Tuban. Setelah tinggal di Tuban beberapa lama sampai ayahandanya wafat.

Imam Rahmatullah berangkat ke Majapahit menemui bibinya, yang dinikahi Raja Majapahit yang masih beragama Buddha.

Baca Juga: Deretan Guru Tarekat Sunan Gunung Jati, dari Syekh Datuk Sidiq hingga Sunan Ampel

Sementara itu, menurut Djajadiningrat dalam Sejarah Banten (1983) dikisahkan bahwa Raden Rahmat ketika dewasa mendengar tentang peperangan di Jawa.

Dengan tiga orang pandhita muda atau ulama muda lainnya, yaitu Burereh, Seh Salim, dan saudaranya yang tak di sebut namanya, Raden Rahmat berangkat ke Jawa.

Setelah keempat orang tadi berangkat ke Jawa, Champa diruntuhkan oleh seorang kafir dari Sanggora.

Kedatangan Sunan Ampel ke Majapahit diperkirakan terjadi awal dasawarsa keempat abad ke-15,

Baca Juga: Inilah Nasihat Sunan Ampel Kepada Sunan Gunung Jati, Bagian I

Yaitu pada saat Arya Damar sudah menjadi Adipati Palembang, sebagaimana riwayat yang menyatakan bahwa sebelum ke Jawa, Raden Rahmat telah singgah ke Palembang.

Menurut Thomas W. Arnold dalam The Preaching of Islam (1977),

Raden Rahmat sewaktu di Palembang menjadi tamu Arya Damar selama dua bulan,

Kemudian Raden Rahmat berusaha memperkenalkan Islam kepada raja muda Palembang itu.

Baca Juga: Kedatangan Sunan Gunung Jati ke Cirebon Menjadi Pemimpin dan Ulama Sudah Diramalkan, Bagian I

Arya Damar yang sudah tertarik kepada Islam itu hampir saja diikrarkan menjadi Islam.

Namun, karena tidak berani menanggung risiko menghadapi tindakan rakyatnya yang masih terikat pada kepercayaan lama, ia tidak menyatakan keislamannya di hadapan umum.

Menurut cerita setempat, setelah memeluk Islam, Arya Damar memakai nama Arip Abdillah.

Keterangan dari Hikayat Hasanuddin yang dikupas oleh J. Edel (1938) menjelaskan bahwa pada waktu Kerajaan Champa ditaklukkan oleh Raja Koci,

Baca Juga: BRI Liga 1 Pekan 31 Persib Bandung vs Madura United: Link Streaming dan Prediksi Skor

Raden Rahmat sudah bermukim di Jawa. Itu berarti Raden Rahmat ketika datang ke Jawa sebelum tahun 1446 Masehi, yakni pada tahun jatuhnya Champa akibat serbuan Vietnam.

Hal itu sejalan dengan sumber dari Serat Walisana yang menyatakan bahwa Prabu Brawijaya, Raja Majapahit mencegah Raden Rahmat kembali ke Champa. Karena Champa sudah rusak akibat kalah perang dengan Kerajaan Koci.

Itulah sekilas sosok Sunan Ampel yang merupakan salah satu guru dari Sunan Gunung Jati.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler