Ramalan Jayabaya soal Semeru: Pulau Jawa Terbelah di Zaman Rusuh, Kisah Candradimuka serta Jonggring Saloka

6 Desember 2021, 20:25 WIB
Ramalan Jayabaya soal Semeru: Pulau Jawa Terbelah di Zaman Rusuh, Kisah Candradimuka serta Jonggring Salaka /Dani/ Trenggalekpedia.com

PORTAL MAJALENGKA -- Ramalan Jayabaya soal Semeru. Di antaranya ramalan Pulau Jawa terbelah di zaman rusuh, kisah Candradimuka serta Jonggring Saloka.

Menurut sejumlah sumber, dalam ramalan Jayabaya menyebutkan, Pulau Jawa akan terbelah setelah Gunung Semeru meletus. 

Ramalan Jayabaya merupakan salah satu mitos yang berkembang di tengah masyarakat mengenai Semeru. 

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Keroncong Mahameru Hetty Koes Endang, Mengenang Pesona Semeru sebelum Meletus

Di zaman dahulu, Pulau Jawa bagaikan pulau yang terombang-ambing di lautan. Karena itu Pulau Jawa tak pernah tenang karena selalu terguncang hingga menimbulkan banyak korban.

Dikisahkan, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma berinisiatif memperkokoh Pulau Jawa agar tidak terus terombang-ambing, dengan ditancapi semacam paku.

Paku itu berupa sebuah gunung raksasa yang dipotong dari sebuah gunung di India. Potongan berupa gunung bagian atas itu digotong kedua dewa lalu ditancapkan di bagian Pulau Jawa.

Baca Juga: Potret Lumajang Pasca Gunung Semeru Meletus, Tangis Pilu Seorang Ibu dalam Pelukan Khofifah Indar Parawansa

Paku itu hari ini disebut Gunung Semeru. Berada di antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Orang Jawa kerap menyebut Semeru sebagai Mahameru, untuk menggambarkan ukurannya yang luar biasa.

Kisah dua dewa menggotong Semeru ke Jawa berasal dari zaman kuno. Ketika masyarakat Nusantara dipenuhi literasi mistis dan penuh simbol. Bisa jadi kisah asal-usul Gunung Semeru menyiratkan sesuatu atau banyak pesan.

Yang jelas pada Sabtu 4 Desember 2021 Gunung Semeru meletus lagi. Berdasarkan rekaman-rekaman video yang dibagikan melalui aplikasi perpesanan hingga saat ini, tergambar suasana mencekam ketika Semeru terlihat menyemburkan awan pekat.

Baca Juga: Manfaat Minum Air Hangat secara Rutin, Musim Hujan Baiknya Makin Berdisiplin

Laporan media menyebut, awan itu mengandung uap panas yang dapat mematikan manusia.

Berikut ini rangkuman dari berbagai sumber tentang mitos-mitos sekitar Gunung Semeru yang hidup di tengah masyarakat dan menjadi cerita tutur dari tahun ke tahun:

1. Lokasi Kayangan Jonggring Saloka dan Kawah Candradimuka

Pada kisah-kisah yang kerap dituturkan para dalang wayang golek dan wayang kulit di tahun 1970-an, kerap dituturkan tentang tempat tinggal para bidadari bernama Kayangan Jonggring Saloka.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Berencana Pindahkan Makam Vanessa Angel, Alasannya Dapat Pesan Almarhumah lewat Mimpi

Dituturkan pula tentang Kawah Candradimuka tempat menempa Jabang Tetuka. Sehingga menjelma kesatria otot kawat balung wesi bernama Raden Gatotkaca putra Bima Sena.

Nah, diyakini puncak Semeru berupa kubangan kawah berukuran raksasa merupakan lokasi Kayangan Jongring Saloka. Sebuah negeri di ketinggian yang penuh awan dan tiap saat terdengar alunan gending sayup-sampai.

Kawah itu pula yang diyakini merupakan Kawah Candradimuka yang panas membara.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Keroncong Mahameru Hetty Koes Endang, Mengenang Pesona Semeru sebelum Meletus

Saat ini Kawah Candradimuka yang panas membara dipergunakan sebagai istilah populer bagi kawasan penggemblengan atau pendidikan.

2. Pulau Jawa Terbelah

Meletusnya Gunung Semeru juga mengingatkan pada ramalan Jayabaya. Raja Kerajaan Kediri di sekitar abad ke-12 yang populer dikenal karena ramalan-ramalannya.

Salah satu ramalan atau Jangka Jayabaya yang paling populer adalah Nusantara yang akan dijajah bangsa asing berambut seperti jagung sepanjang umur jagung, atau 3,5 bulan.

Baca Juga: Antisipasi Omicron, Amerika Serikat Wajibkan Turis dan Warganya Swab Negatif Covid-19

Dalam sejarah disebutkan, Indonesia dijajah Belanda selama sekitar 350 tahun kemudian dilanjutkan oleh Jepang selama 3,5 tahun.

Menurut sejumlah sumber, Jayabaya juga pernah meramal Pulau Jawa akan terbelah setelah Gunung Semeru meletus.

Sepanjang sejarah, Gunung Semeru pernah beberapa kali meletus. Yakni pada 18 November 1818, 2 Februari 1994, 25 Desember 2002, 1 Desember 2020, dan saat ini 4 Desember 2021.

Baca Juga: BIKIN Hidup Lebih Hidup, Garena Berbagi Banyak Kode Redeem FF 7 Desember 2021

Diketahui, ramalan atau jangka Jayabaya dituturkan dalam bahasa penuh kiasan dan perlambang. Kenyataannya hingga sekarang Pulau Jawa tidak terbelah.

Karena itu kalangan budayawan memandang kalimat dalam ramalan Jayabaya tidak harus berupa tanah di Pulau Jawa yang retak atau terpisah.

Ramalan Pulau Jawa terbelah dipandang merupakan peringatan tentang ancaman perpecahan dalam soal lain, misalnya budaya, adat, maupun politik.

Baca Juga: Beragam Manfaat Tahu yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh, Simak Baik-baik

3. Zaman Rusuh

Interpretasi ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa terbelah, sepertinya kian mendekati kenyataan jika keterbelahan itu dihubungkan dengan soal lain. Misalnya kebudayaan maupun adat istiadat, juga politik.

Jayabaya dalam ramalannya hanya memberi isyarat Pulau Jawa terbelah di zaman rusuh dan saat hujan turun di musim yang salah.

Persisnya peringatan yang disampaikan Jayabaya dalam sebuah kitabnya berupa kalimat yang berbunyi, "Akeh ingkang gara-gara, udan salah mangsa prapti, akeh lindhu lan grahana."

Baca Juga: Puji Diri Sendiri, Bintang Manchester United Cristiano Ronaldo Cetak Rekor 800 Gol Lebih di Laga Kompetitif

Diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia, kalimat Jayabaya itu berarti, "Banyak yang memancing-mancing (membuat) masalah (rusuh), hujan turun di musim yang keliru (bukan musim yang seharusnya), banyak gempa bumi dan gerhana."

Apakah masa sekarang sudah selaras dengan kalimat ramalan Jayabaya? Setiap orang dapat memiliki pandangan masing-masing. Apalagi kalimat yang tidak pasti dapat dihubungkan dengan banyak hal.

Misalnya, tidak lama lagi Jawa tidak akan menjadi pusat pemerintahan nasional. Di lingkungan politik terjadi gonjang-ganjing yang berkepanjangan.

Baca Juga: WASPADA! Omicron 2,4 Kali Bisa Menginfeksi Ulang Dibanding Varian Covid-19 Lain

Bukankah belakangan juga kerap terjadi gerhana. Namun apakah benar semua itu berhubungan dengan ramalan sang Raja Kediri di masa lalu?.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler