Angka Kematian Akibat Covid-19 Pada Lansia Tertinggi

30 Mei 2021, 14:44 WIB
Ilustrasi vaksinasi lansia./ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp. /Adiwinata Solihin/ANTARAFOTO

PORTAL MAJALENGKA - Angka kematian pada lansia usia 60 tahun ke atas akibat COVID-19 mencapai 49,4 persen. Persentase tersebut yang tertinggi di antara kelompok usia lainnya.

Karena memiliki risiko tinggi jika terkena COVID-19, menjadi sangat penting untuk memprioritaskan perlindungan kepada lansia.

Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya juga mencatat untuk kelompok usia 46-59 tahun mencapai 35,5 persen, usia 31-45 tahun sebanyak 11,2 persen, sisanya berasal dari kelompok usia 30 tahun ke bawah.

Baca Juga: Kota Bandung Siap Gelar PTM Terbatas, Utamakan Keselamatan Anak

"Hingga Jumat 28 Mei 2021 angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia bertambah 193 orang sehingga total mencapai 50.100 orang," ujar Prof. Wiku.

Kehilangan ayah tercinta dialami Eka Simanjuntak. Ayahnya, Humala Simanjuntak meninggal
dunia 1 Maret 2021 lalu. Almarhum sempat dirawat 11 hari di Rumah Sakit Hermina Kemayoran. "Bapak wafat pada usia 85 tahun," ujar Eka.

Menurut Eka, sebelum meninggal dunia ayahnya masih sangat aktif, masih bekerja, jalannya
juga masih tegak, berpikir baik bahkan kemana-mana masih setir sendiri.

Baca Juga: Final Liga Champions Penuh Keberanian, Manchester City Kalah 0-1 dari Chelsea, Guardiola Janji Bakal Kembali

Bapak Humala berprofesi sebagai pengacara, dan menurut Eka, ayahnya masih aktif melakukan pendampingan bagi orang-orang yang memiliki masalah hukum.

Namun satu saat ayahnya jatuh di tangga. Eka dan keluarga sempat membawa ayahnya ke rumah sakit.

Sempat didiagnosis memiliki masalah pada gendang telinga (keseimbangannya terganggu) dan rawat jalan di rumah. Pada saat makan, ayahnya tidak bisa mencium bau dan merasakan makanan.

Baca Juga: 4 Warga Cirebon Reaktif COVID-19 Saat Tes di Pos Penyekatan Bekasi, Langsung Dibawa ke Wisma Atlet

"Kakak saya mulai curiga, ayah saya langsung di PCR dan hasilnya positif COVID-19. Kemudian langsung dirawat di RS Hermina Kemayoran hingga tutup usia," katanya.

Eka menceritakan, semasa hidupnya ayahnya adalah orang yang sangat disiplin menerapkan
protokol kesehatan.

Tidak hanya pada dirinya tapi juga rekan kerja di kantor. Ayahnya sering mengingatkan yang lain agar selalu menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan tidak boleh berkumpul.

Baca Juga: Wacana Duet di Pilpres 2024: Ridwan Kamil Merasa Heran, Khofifah Hanya Tersenyum

Hingga karena suatu keperluan, lanjut Eka, ayahnya pulang ke kampung. Disana ayahnya menyaksikan banyak orang yang tidak menjalankan protokol kesehatan, tidak memakai masker, tidak menjaga jarak tetapi tidak banyak yang tertular COVID-19.

Nah pengalaman itulah yang membuat ayahnya kemudian mulai menganggap COVID-19 tidak terlalu berbahaya seperti yang selama ini disampaikan.

"Apalagi ayah saya merasa sehat dan masih bisa beraktivitas seperti biasa di usia yg sudah 85 tahun," ujarnya.

Baca Juga: Detik-detik Kapal Feri KM Karya Indah Terbakar di Tengah Laut, 181 Penumpang yang Panik Kenakan Pelampung

Untuk itu, Eka berpesan kepada siapapun untuk tidak menganggap remeh COVID-19 meski
merasa sehat. Menurut Eka, ayahnya juga dari segi kesehatan tidak pernah ada masalah.

"Selama hidup ayahnya juga amat konsen dengan kesehatan, makan dan tidur teratur, serta
rajin olahraga, namun akhirnya terpapar COVID-19 dan meninggal. Kita tidak pernah tahu
dalam kondisi seperti apa kita tertular," pesan Eka.

Untuk itu, dia pun mengingatkan, vaksinasi saat ini merupakan satu-satunya cara menghindari COVID-19 selain menerapkan protokol kesehatan. Tidak alasan untuk tidak divaksin.

Baca Juga: Heboh soal Meteor Jatuh di Puncak Merapi Yogyakarta, Begini Penjelasan BPPTKG

Ada banyak rumor tentang efek samping setelah divaksin, tapi ada ratusan juta orang di seluruh dunia yang telah divaksin dan sejauh ini hampir semua baik-baik saja.

"Tidak ada yang lain. Vaksinasi mengurangi risiko, dan kalaupun masih tertular, proses penyembuhannya akan lebih baik dibanding dengan yang belum divaksinasi," tegas Eka.

Peristiwa serupa juga dialami Taufiq Dimas (20), asal Banyumas, yang harus kehilangan
ayahnya karena COVID-19.

Baca Juga: Komda KIPI Jakarta: Vaksin AstraZeneca Aman untuk Digunakan

Dimas berpesan, pandemi sudah lama melanda bangsa ini dan sudah banyak yang harus meninggal dunia akibat COVID-19.

Sudah bukan waktunya untuk ragu apakah COVID-19 ada atau tidak. Apalagi sampai menganggap enteng dan meremehkan. Dimas juga berpendapat, vaksinasi amat penting terutama bagi lansia.

"Jangan karena masih merasa sehat saja dan tidak pernah mengalami hal yang tidak diinginkan kita jadi abai dengan protokol dan malah membahayakan orang lain," ujar Dimas.***

 

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler