3 Daerah di Majalengka Ini Dahulu Jadi Tempat Para Jawara, Berikut Penjelasan Sang Abah

- 13 Januari 2023, 19:30 WIB
Desa Wisata Nunuk Baru Majalengka. 3 Daerah di Majalengka Ini Dahulu Jadi Tempat Para Jawara, Berikut Penjelasan Sang Abah
Desa Wisata Nunuk Baru Majalengka. 3 Daerah di Majalengka Ini Dahulu Jadi Tempat Para Jawara, Berikut Penjelasan Sang Abah /Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id

PORTAL MAJALENGKA - Sebutan Jawara pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jawara biasanya diidentikkan dengan orang yang menguasai ilmu beladiri dan dicap sakti pada masa lalu.

Menurut cerita rakyat yang disampaikan secara turun temurun, para jawara berperan dalam perjuangan menumpas penjajahan di Majalengka.

Setidaknya ada 3 daerah yang dahulu pernah melahirkan para jawara yang terkenal dengan kesaktian dan kemahirannya dalam bertarung.

Baca Juga: Masjid Al Jabbar Kertajati Memprihatinkan, Seperti Ini Respons Wagub Jabar dan Bupati Majalengka

Daerah mana sajakah yang di masud diatas, berikut 3 daerah di Majalengka yang dikenal banyak menghasilkan para jawara Sakti:

1. Talaga

Saat ini Desa Talaga terbagi menjadi dua yakni Desa Talaga Kulon dan Desa Talaga Wetan.

Terletak di Kecamatan Talaga, dahulu di wilayah ini pernah berdiri sebuah Nagari atau Kerajaan kecil bernama Talaga atau Talaga Manggung.

Baca Juga: Bikin Kejutan! Iis Dahlia Pulang ke Indramayu Tanpa Memberi Kabar Tiba-Tiba Sudah Ada di Depan Rumah

Pada masanya Kerajaan Talaga yang termasuk dalam wilayah Kerajaan Pajajaran pernah menjadi benteng pertahanan Kerajaan Sunda tersebut.

Dipilihnya Talaga menjadi benteng pertahanan Kerajaan Pajajaran tentu bukan tanpa alasan, hal tersebut karena Kerajaan Talaga memiliki para prajurit yang memiliki kekuatan sakti.

Munculnya para Pendekar atau Jawara di Talaga tidak terlepas dari historis tersebut, dalam dunia persilatan tentu kenal dengan sosok Abah Khaer.

Baca Juga: Semangat Berproses! Putra Daerah asal Cirebon Tembus Skuad Garuda Select 5

Menurut versi ensiklopedia Sunda tahun 2000 halaman 217, Abah Khaer adalah perintis dan penyebar pencak silat di Tatar Sunda pada abad ke-18.

Beliau diceritakan berasal dari kampung Talaga di Majalengka kemudian pindah dan bermukim di Kampung Kamurang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.

Sampai saat ini pencak silat Cimande telah dikenal dan dipelajari oleh banyak orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Selain Kota Wisata, Majalengka Juga Dijuluki Kota Seribu Minimarket

2. Cengal

Cengal kenal merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Maja, 3 abad silam desa ini dikenal sebagai habitatnya para Jawara.

Desa ini juga menjadi barometer seni beladiri di wilayah barat Tatar Sunda, salah satu beladiri yang terkenal di masa itu adalah pencak silat Ujungan.

Ujungan adalah salah satu kesenian beladiri ketahanan tubuh, kesenian ini dilakukan oleh dua orang dan saling menyabet satu sama lain menggunakan rotan.

Jejak seni pencak silat Ujungan diperkirakan sudab ada sejak abad ke-7 pada masa kerajaan Talaga Manggung masih beridri.

Dahulunya kesenian ini dilakukan sebagai ritual memohon datangnya hujan, dan sebagai hiburan untuk para petani setelah memberikan hasil panennya ke pihak Kerajaan.

Selain itu, Ujungan juga diperkirakan digunakan sebagai salah satu tahap seleksi prajurit kerajaan Talaga Manggung pada masanya.

Namun pada tahun 1960 ada sebuah larangan terhadap kesenian Ujungan ini, dengan alasan karena kesenian Ujungan mengandung kekerasan.

Kesenian tradisional ini kembali dilestarikan oleh Taufik Hidayat pada tahun 2009 di Desa Cengal dengan membentuk sanggar seni yang diberi nama Padepokan Pencak Silat Ujungan Bunilaya Kuda Putih.

3. Nunuk

Desa Nunuk atau sekarang dikenal dengan Desa Nunuk Baru ini terletak di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

Konon menurut cerita yang tersebar dari mulut ke mulut, Desa Nunuk merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Talaga Manggung, maka tidak heran jika di wilayah tersebut terdapat banyak petilasan Kramat tokoh-tokoh sakti pada jamannya.

Kabarnya, di Desa Nunuk Baru terdapat banyak Jawara sakti pada jaman duhulu, misalnya di sebelah barat Nunuk Baru ada makam Ibu Langensari.

Menurut Abah Enda sebagai orang yang dituakan dan kunci didaerah tersebut, Desa Nunuk Baru ada kaitan erat dengan sejarah kerajaan Talaga Manggung.

Yang mana salah seorang istri Prabu Pucuk Umun merupakan putri asli kelahiran Desa Nunuk bernama Ibu Langensari, dari hasil pernikahannya Prabu Pucuk Umun mempunyai keturunan yaitu Raden Arya Saringsingan.

Kemudian setelah beranjak dewasa oleh ayahnya diangkat menjadi Senopati atau Panglima tertinggi di Kerajaan Talaga Manggung.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x