DARI KELUARGA PETANI, Versi Lain Asal-usul Penguasa Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta

- 26 November 2022, 22:32 WIB
Ilustrasi. DARI KELUARGA PETANI, Versi Lain Asal-usul Penguasa Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta
Ilustrasi. DARI KELUARGA PETANI, Versi Lain Asal-usul Penguasa Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta /Istimewa/

PORTAL MAJALENGKA - Kerajaan Mataram Islam yang berlokasi di Yogyakarta merupakan cikal-bakal adanya Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.

Dalam versi umum, Ki Ageng Pemanahan merupakan orang yang diberikan tanah hutan Mentaok Oleh Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang dikemudian hari menjadi Kerajaan Mataram.

Terdapat versi lain mengenai asal-usul dari kerajaan Mataram Islam ini. Kisah tentang Ki Ageng (Gede) Pemanahan yang meminum air kelapa ajaib.

Baca Juga: ASAL-USUL Desa Pengasinan Brebes Erat Kaitannya dengan Raja Mataram Mengasingkan Diri, Bagaimana Kisahnya?

Dilansir dari buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia (2015:181), Kerajaan Mataram Islam dalam versi lain diawali dari keluarga petani.

Dikisahkan bahwa pada suatu hari seorang petani bernama Ki Ageng Giring tengah bekerja menggarap lahan untuk ditanami padi.

Lahan tersebut berada di pinggiran Kali Opak. Ia pun bekerja dengan sangat giat agar mendapatkan hasil yang bagus dikemudian hari.

Baca Juga: Orang Ini Dikejar Prajurit Mataram Hingga Menjadi Asal-usul Desa Banjaran di Majalengka

Ki Ageng Giring saat itu sedang berpuasa karena melaksanakan tirakat yang diperintahkan seseorang kepadanya.

Namun saat sedang asyik menggarap ladangnya, tiba-tiba terdengar suara aneh tanpa wujud dan membuat ia terkejut.

Karena bersamaan dengan suara tersebut, terlihat olehnya sebuah kelapa muda jatuh dari pohonnya.

Baca Juga: Ada Makam Kembar Misterius di Wilayah Kapetakan Cirebon terkait Penyerbuan Mataram Islam ke Batavia

"Barang siapa yang meminum air kelapa ini, maka ia dan keturunannya akan berkuasa di tanah Jawa" ucap suara tanpa wujud tersebut.

Lalu ia pun mengambil dan melihat-lihat kelapa muda tersebut yang kemudian ia bawa pulang untuk diminumnya saat berbuka puasa.

Sesampainya di rumah, Ki Ageng Giring membersihkan kelapa tersebut dan meletakkannya di atas meja, lalu ia pergi ke belakang rumah.

Saat Ki Ageng Giring sedang berada di belakang rumah, Ki Gede Pemanahan datang dengan tergopoh-gopoh.

Ki Gede Pemanahan merupakan sahabat dekat dari Ki Ageng Giring, sehingga Ki Gede Pemanahan sudah terbiasa masuk ke rumah Ki Ageng Giring, meskipun yang punya rumah sedang di luar.

Saat masuk rumah Ki Ageng Giring, Ki Gede Pemanahan melihat kelapa muda segar di atas meja.

Tanpa banyak basa-basi maka ia pun mengambil dan meminumnya sampai habis.

Saat air kelapa itu sudah habis, ia masih merasa kehausan, maka ia pun berusaha mengambil airnya sampai kering.

Namun betapa kagetnya Ki Gede Pemanahan, karena Ki Ageng Giring tiba-tiba muncul di depannya dan menyaksikan apa yang dilakukannya.

Dengan rasa menyesal dan kecewa, Ki Ageng Giring menceritakan perihal asal-usul air kelapa tersebut dan berkata kepada Ki Gede pemanahan.

"Aku minta, nanti saat tiba waktunya, keturunanku yang ketujuh lah yang akan menjadi raja" ucap Ki Ageng Giring meminta kepada Ki Gede Pemanahan.

Dari kejadian itulah Ki Gede (Ageng) Pemanahan mendirikan sebuah perkampungan yang dikemudian hari menjadi sebuah kerajaan bercorak Islam.

Ia menjadi pemimpin di sana dan memiliki putra bernama Danang Sutawijaya.

Kerajaan tersebut bernama Mataram Islam yang beribukota di Kotagede, Yogyakarta, dengan rajanya yang pertama adalah Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring Pasar) atau Panembahan Senopati.

Itulah sekilas tentang versi lain dari asal-usul Kerajaan Mataram Islam yang berada di Yogyakarta.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia karya Binuko A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x