Melihat Lebih Dekat 'Kampung Mati' di Majalengka: Rumah-rumah Ditinggal Penghuni, Jalanan Berlumut

- 5 Februari 2021, 17:00 WIB
Jalanan di Dusun Torikolot Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, tampak rusak parah akibat pergerakan tanah. Dusun Torikolot ini dikenal sebagai kampung mati karena ditinggal penduduknya.
Jalanan di Dusun Torikolot Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, tampak rusak parah akibat pergerakan tanah. Dusun Torikolot ini dikenal sebagai kampung mati karena ditinggal penduduknya. /Andra Adyatama/Portal Majalengka

 

PORTAL MAJALENGKA - Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mendadak viral sebagai 'kampung mati' usai munculnya video yang diunggah Kanal Youtube Bucin TV.

Video itu memperlihatkan kondisi terkini 'kampung mati' yang dulunya jadi permukiman warga Desa Sidamukti kemudian ditinggal penghuninya akibat bencana alam.

Usut punya usut, 'kampung mati' itu berada di Dusun Tarikolot yang masih berada di wilayah Desa Sidamukti.

Baca Juga: Melihat Lebih Dekat 'Kampung Mati' di Majalengka yang Viral di Media Sosial

Dusun tersebut mulai ditinggalkan warganya sejak tahun 2010 lalu akibat sering terjadinya pergerakan tanah.

Dari pantauan di lokasi Dusun Tarikolot, rumah-rumah warga tampak terbengkalai dan tak terurus. Selain terbengkalai, ada juga rumah warga yang tertimbun akibat pergerakan tanah.

Rumah-rumah di Dusun Torikolot sudah lebih banyak ditinggal penghuninya. Tampak bangunan rumah yang terbengkalai.

Baca Juga: Program Perlindungan Sosial Berlanjut di 2021 Untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Pintu-pintu dan jendela rumah warga telah dimakan rayap. Jendelanya terbuka dan baut engselnya sudah banyak yang lepas.

Cat-cat dindingnya mengelupas, buram. Lapuk tak terawat diterpa terus menerus sinar matahari dan hujan lebat, selama lebih dari lima tahun.

Jalan di dusun tersebut juga terlihat dipenuhi lumut karena lama tak dilalui. Meski begitu, masih ada juga warga yang tetap tinggal di Dusun Tarikolot.

Baca Juga: Semburan Gas Beracun di Ponpes Al-Ihsan Riau Berpotensi Terbakar

Bahaya pergerakan tanah mengancam dan bisa terjadi kapan saja. Sementara, sebagian besar warga lainnya telah pindah ke tempat relokasi yang disediakan pemerintah.

Kepala Desa Sidamukti, Karwan mengungkapkan, warga Dusun Tarikolot mulai pindah ke tempat relokasi sejak tahun 2009 lalu. Dikarenakan sering terjadi pergerakan tanah yang membuat banyak rumah warga rusak hingga tertimbun tanah.

"Kejadiannya itu dari dulu, kalau saya sendiri tahunya dari 2006 pergerakan tanah itu parah. Nah mulai tahun 2009 sampai 2010 warga Dusun Tarikolot ini mulai direlokasi," ucap Karwan.

Baca Juga: Seorang Lansia Tewas Ditabrak Truk saat Berboncengan dengan Suami di Daan Mogot

Karwan menjelaskan, Dusun Tarikolot memang berada di zona merah rawan bencana berdasarkan data dari Badan Geologi Bandung. Hal itu terbukti dari seringnya kejadian pergerakan tanah di dusun tersebut.

Bahkan kata Karwan, peristiwa pergerakan tanah dengan skala besar mengancam setiap 20 tahun sekali.

"Melihat data dari Badan Geologi, dusun ini termasuk daerah rawan bencana dan setiap saat itu terjadi perubahan posisi tanah dengan skala kecil. Namun untuk skala besar itu 20 tahun sekali, makanya kenapa direlokasi kita antisipasi tahun 2026 nanti," ucapnya.

Baca Juga: Memasuki Perayaan Imlek 2021, Ini Filosofi Tahun Kerbau Logam dan Ramalan Peruntungan Shio

Ia mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Majalengka akhirnya menyediakan lahan untuk dibangun permukiman baru bagi warga Dusun Tarikolot pada tahun 2009 lalu. Tercatat, di Dusun Tarikolot saat itu terdapat 180 rumah dan 253 kepala keluarga yang semuanya harus direlokasi.

"Di sana itu ada 180 rumah dan 253 KK yang harus direlokasi. Akhirnya dibangunlah rumah untuk sejumlah KK di Dusun Buahlega yang kondisinya aman dari bencana itu," terangnya.

Sayangnya, kata dia, tidak semua warga Dusun Tarikolot mau direlokasi dan pindah ke tempat baru yang telah disediakan. Saat ini di Dusun Tarikolot masih terdapat sekitar delapan KK yang belum pindah.

Baca Juga: Waspada! 500 Desa di Jawa Barat Berpotensi Bencana Hidrometeorologis, Termasuk Kabupaten Cirebon

Hal itu disebabkan lantaran warga Dusun Tarikolot yang mayoritas bekerja sebagai petani merasa keberatan jika harus menempuh jarak yang cukup jauh dari permukiman baru ke lahan pertaniannya.

"Padahal sudah disediakan lahan dan rumah baru di Dusun Buahlega, tapi ya mungkin karena merasa jauh dari lahannya yang memang dekat dari Dusun Tarikolot, mereka belum mau pindah. Sekarang yang masih bertahan ada 8 KK," ujarnya.

Saat ini Pemerintah Desa Sidamukti sendiri berencana untuk menjadikan Dusun Tarikolot yang sudah ditinggal sebagian besar warganya untuk ditanami tanaman keras seperti pohon mahoni dan pohon jati.***

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah