Tim Dosen Pendidikan Biologi Universitas Majalengka Berikan Solusi Kelangkaan Pupuk Bagi Petani

11 Mei 2023, 10:29 WIB
Manfaatkan Mikroorganisme Lokal (MoL) sebagai Pupuk Organik, Tim Dosen Pendidikan Biologi Universitas Majalengka Berikan Solusi bagi Permasalahan Kelompok Tani Kedung Makmur /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Dudu suhandi Saputra

PORTAL MAJALENGKA - Wujud implementasi dari salah satu pilar Tri Darma Perguruan Tinggi Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Universitas Majalengka berkolaborasi dengan Universitas Wiralodra Indramayu memberikan solusi terhadap permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat.

Warga masyarakat Desa Kedung Makmur Kecamatan Cikedung, Indramayu, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani mengeluhkan tentang kelangkaan pupuk kimia bersubsidi.

Kelangkaan pupuk tersebut berdampak pada minimnya keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan gabah ataupun beras.

Baca Juga: Tundukkan AC Milan di Leg Pertama Semifinal UCL Inter Selangkah Lagi Balas Kekalahan 2 Dekade Silam

Permasalahan lain yang dikeluhkan warga yaitu belum terpenuhinya permintaan pasar yang tinggi terhadap beras organik.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh warga Cikedung menjadi peluang dikembangkannya beras organik yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras biasa.

Untuk menghasilkan beras organik tentu dibutuhkan pupuk serta pestisida yang bersifat organik, ironisnya kondisi tersebut tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Baca Juga: Tips Cara Mengurangi Rasa Pahit di Mulut saat Sedang Sakit, Mudah Dilakukan di Rumah

Ketua Kelompok Tani Kedung Makmur, Catu Sukaca mengatakan, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Kedung Makmur mengalami kendala terkait dengan pupuk organik dan pestisida alami yang masih terbatas.

"Kalaupun ada, kami harus membeli kepada penyedia dengan harga relatif mahal,” tuturnya, Kamis 11 Mei 2023.

Kolaborasi antara dosen Prodi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka, Aden Arif Gaffar, M.Pd dan Vitta Yaumul Hikmawati, M.Pd yang tergabung dalam tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan dosen Pendidikan Biologi Universitas Wiralodra, Eva Yuliana, M.Pd menawarkan solusi untuk permasalahan yang dihadapi para petani di desa Cikedung.

Baca Juga: Inilah Bahaya Bedak Bayi Bagi Kesehatan Jika Digunakan pada Wajah, Perhatikan Pemakaiannya

Program pelatihan dilakukan selama dua hari dan melibatkan 35 orang peserta yang merupakan anggota kelompok tani Kedung Makmur, 5 orang mahasiswa Pendidikan Biologi dan sejumlah tokoh masyarakat.

Menurut Ketua tim PKM Aden Arif Gaffar, M.Pd, Program pelatihan ini diharapkan dapat menjadi preferensi bagi petani untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik terhadap lingkungan. 

Menurutnya, larutan MoL merupakan hasil fermentasi yang memanfaatkan sumber daya setempat sebagai bahan dasar.

Jenis pupuk organik yang dikembangkan dalam program pelatihan ini memanfaatkan dua jenis bahan dasar yaitu karbohidrat sebagai sumber gula dalam proses fermentasi dan tanaman lokal sebagai sumber bakteri.

Baca Juga: Cara Mudah Pahami Pendapatan Desa, Ketahui Klasifikasi Menurut Kelompoknya

Proses pembuatan MoL ini memanfaatkan air cucian beras sebagai sumber gula dan cairan gula merah, sedangkan untuk sumber bakteri menggunakan berenuk dan daun sirsak. 

"Tanaman lokal berenuk (Cresentia cujete) dan daun sirsak (Annona muricata L.) relatif mudah dan murah didapatkan," ujarnya.

Menurut penuturan Ketua Tim PKM yang sekaligus merupakan dosen Mata Kuliah Mikroorganisme, Aden Arif Gaffar, M.Pd alasan timnya memberikan pelatihan membuat MoL karena pertimbangan pupuk ini mudah diproduksi sendiri oleh petani dengan bahan dasar yang murah dan mudah didapatkan, selain itu efektivitasnya untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman padi juga sudah teruji berdasarkan hasil penelitian.

Baca Juga: Ketika Terpuruk Sulit Mendapat Rezeki Kebutuhan Hidup, Amalkan Doa-doa Ini

Selain pertimbangan kemudahan dalam proses pembuatannya dan harga yang relatif murah, pengembangan MoL juga memiliki keuntungan diantaranya mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik.

Lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga tidak menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan, mengandung unsur hara kompleks dan beragam jenis mikroba yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan memperkaya biota tanah.

Jenis mikroorganisme yang ditemukan pada larutan MoL berenuk diantaranya Bacillus sp., Sacharomyces sp., Azospirillum sp., dan Azotobacter sp. Keempat jenis mikroorganisme tersebut berperan penting dalam memperkaya unsur hara tanah sehingga kualitas tanah dan kualitas hasil pertanian akan meningkat.  

Baca Juga: DIBUKA! Lowongan Kerja PT KAI untuk Lulusan SLTA, D3, dan S1 Melalui Job Fair Universitas Sebelas Maret

Program pelatihan yang melibatkan warga ini sejalan dengan topik unggulan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Majalengka yang berupa program pemberdayaan potensi masyarakat.

Terselenggaranya program pelatihan pembuatan MoL dengan memberdayakan potensi sumber daya alam lokal dan potensi warga setempat diharapkan berdampak positif bagi pengembangan kompetensi sumber daya manusia juga bagi peningkatan nilai ekonomis tanaman lokal berenuk dan sirsak.

"Di masa mendatang, semoga inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para akademisi semakin tersosialisasikan dengan efektif kepada masyarakat," ujarnya.***

 Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler